CENTRALNEWS.ID, DUMAI – Sa (53), warga Kelurahan Batu Teritip, Kecamatan Sei Sembilan, Kota Dumai dikabarkan tewas dengan mengenaskan, Selasa (29/6) lalu.
Berdasarkan informasi yang diterima, awalnya ia berpamitan kepada keluarganya pada hari Jumat (25/6) sekira pukul 13.00 WIB dengan maksud berkebun dan menyemprot hama tanaman di sebidang lahan. Ia pun beranjak dan melaksanakan aktifitasnya.
Namun, kabarnya tak terdengar lagi sampai hari Minggu 27 Juni atau berselang dua hari pasca berpamitan. Berselang sehari kemudian, tepatnya hari Senin (28/6), seorang saksi dari bagian konservasi PT Sinarmas Group bernama Rudi melaporkan dugaan konflik Harimau Sumatera di wilayah Sinepis dan meminta pendampingan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk menindaklanjuti kabar menggemparkan itu.
“Menerima laporan, pada hari Selasa (29/6) pihak Kepolisian, TNI dan masyarakat sekitar berupaya melakukan pencarian. Kala itu, mereka menemukan beberapa potongan tubuh yang terdiri dari tengkorak, potongan tangan kanan dan bagian badan,” kata Suharyono, Kepala BBKSDA Riau, Rabu (30/6).
Pasca ditemukan, potongan tubuh itu langsung dievakuasi. Berdasarkan hasil identifikasi, korban berinisial Sa dan diduga wafat akibat serangan binatang buas jenis Harimau Sumatera.
Jenazah korban, kata Suharyono, ditemukan di kawasan hutan produksi yang dibebani izin konsesi HTI PT. Suntara Gajapati, yang merupakan suplier kayu PT. Sinar Mas Group. Sebagaimana diketahui, lokasi itu merupakan areal yang telah diakses secara ilegal oleh masyarakat guna bercocok tanam komoditi kelapa sawit.
Tak jauh dari lokasi, tepatnya sekira lima jam perjalanan darat, terbentang Taman Wisata Alam Sungai Dumai. Areal itu, disebut menjadi salah satu wilayah atau habitat penting Harimau Sumatera di Bumi Lancang Kuning.
Atas keadaan itu, BBKSDA Riau bersama pihak terkait langsung melakukan identifikasi lokasi kejadian, memasang kamera perangkap (trap) di beberapa titik untuk mengetahui individu atau perilaku Harimau yang diduga menyerang warga Dumai tersebut.
“Kedepan, kita akan kumpulkan informasi terkait pengelolaan habitat spesies Harimau Sumatera di Landscape Sinepis ini. Secepatnya bertindak, bila dimungkinkan untuk segera mengevakuasi satwa langka ini,” tegasnya.
“Kami turut berduka cita atas peristiwa ini. Bersama ini pula kami sampaikan, bila nantinya ada warga yang menemukan satwa liar atau binatang buas, jangan bertindak anarkis. Itu bisa membahayakan warga, silahkan langsung hubungi call centre BBKSDA Riau di nomor telepon 0813 7474 2981 untuk penanganan lebih lanjut,” pungkasnya.*Bres