CENTRALNEWS.ID, DURI – Menindaklanjuti laporan terkait wafatnya seorang warga Kelurahan Gajah Sakti, Kecamatan Mandau – Duri di dalam mobil di bilangan jalan Hangtuah, petugas kepolisian sektor (Polsek) Mandau segera mengambil tindakan, Senin (25/10).
Dikonfirmasi, Kapolsek Mandau AKP. Jaliper LT, S.AP melalui Kanitreskrim IPTU. Firman, SH menerangkan bahwa korban berinisial ME (39) ditemukan pertama kali oleh saksi I berinisial Su (37) dan saksi II berinisial Er (31).
Kala itu, sekira pukul 21.30 WIB saksi I dan II melihat satu unit minibus merek Mitsubishi Expander warna putih bernomor polisi BM 1658 EI meluncur bebas dan sedikit keluar dari badan jalan.
Diduga hilang kendali, kendaraan yang dikemudikan oleh ME terus meluncur di luar jalur dan menabrak gundukan sampah di tepian jalan.
“Melihat kejadian itu, saksi I dan II segera berlari dan menilik ke dalam mobil. Para saksi melihat kaca jendela mobil dalam keadaan terbuka setengah bagian dan melihat korban dalam keadaan tak sadarkan diri,” kata AKP. Jaliper melalui IPTU. Firman, SH, Selasa (26/10).

Mendapati ME tak sadarkan diri, warga langsung menghubungi petugas berwajib. Sekira pukul 21.45 WIB, kepala SPKT Polsek Mandau AIPTU Metria beserta unit Piket Pelayanan Polsek Mandau tiba di lokasi dan mengamankan areal tersebut.
Sembari mengevakuasi korban ke ambulan, petugas terus menggali informasi kepada para saksi atas kejadian ini sekira pukul 22.05 WIB. Pasca dievakuasi, korban segera dibawa ke RSUD Kecamatan Mandau guna divisum.
“Hasil visum diumumkan sekira pukul 23.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan, tenaga medis yang dipimpin oleh dr. Saleh Wahyudi tidak menemukan adanya luka, lebam maupun patah tulang. Kemudian, juga tidak ditemukannya kaku mayat,” ujarnya.
Atas keterangan itu, petugas belum dapat menyimpulkan penyebab kematian ME. “Penyebab kematian belum diketahui, karena pihak keluarga menolak otopsi terhadap korban,” serunya.
Meski demikian, isteri korban berinisial HH (36) mengaku bahwa suaminya sempat berpamitan sekira pukul 17.00 WIB untuk bermain bulu tangkis atau berolahraga.

Sebelum berpamitan, korban sempat mengeluh kurang fit dan merasa nyeri di bagian perut diduga kelelahan usaienempuh perjalanan jauh.
“Sepengakuan isterinya, korban baru saja pulang dari luar kota (Kota Medan). Sebelum pamitan main bulu tangkis, sempat mengeluh kurang enak badan dan sakit pada bagian perut,” tutur Firman.
Berdasarkan cerita isteri korban, ME diduga mengalami kelelahan berat terlebih usai berolahraga di salah satu hall atau gedung olah raga (GOR) bulu tangkis di Duri.
Atas informasi tersebut pula, banyak pihak yang menduga korban wafat di dalam mobilnya akibat faktor kelelahan. “Mungkin kelelahan, karena beliau baru selesai olahraga. Belum lagi, dengar-dengar Lmarhum baru pulang dari Medan. Bisa jadi badan atau fisiknya masih butuh istirahat, namun dipaksakan berolahraga. Itu masih dugaan saja,” ucap Syamsul, warga lainnya.
Meski demikian, petugas tetap tak bergumam dalam menerawang penyebab kematian korban. “Kita tetap berpegang pada hasil pemeriksaan awal. Tidak ada luka atau patah tulang maupun lebam, dan pihak keluarga menolak untuk dilakukannya otopsi. Jadi kita belum bisa menyimpulkan secara gamblang. Seterusnya, pihak keluarga membawa korban ke rumah duka untuk segera dikebumikan,” pungkasnya.(*)