Kapolsek Mandau, AKP. Jalifer Lumban Toruan, S.AP
CENTRALNEWS.ID, DURI – Sabtu (26/6) lalu, vaksinasi massal diselenggarakan sempena hari ulang tahun (HUT) Korps Bhayangkara ke-75. Di wilayah hukum Polsek Mandau, vaksinasi dilaksanakan di dua lokasi berbeda.
Pertama, di gedung Bathin Betuah, komplek kantor Kecamatan Mandau, jalan Jenderal Sudirman – Duri dan lokasi kedua, di aula kantor Kecamatan Bathin Solapan, jalan lintas Sumatera sektor Duri – Dumai kilometer (Km) 14.
Pun informasi terkait vaksinasi ini telah disiarkan oleh instansi terkait dari dinas kesehatan melalui UPT Puskesmas yang ikut serta di dalam pelaksanaannya. Seketika, ribuan orang berbondong-bondong mendatangi lokasi yang telah ditentukan.
Seiring pelaksanaannya, dua orang calon penerima vaksin dikabarkan pingsan. Kemudian, serangkaian acara itu juga diduga melanggar protokol kesehatan (Prokes) akibat adanya kerumunan orang. Spontan hal ini menjadi bola panas yang kemudian diangkat dalam pemberitaan dan memunculkan berbagai stigma negatif dari masyarakat.
Menanggapi hal itu, Kapolsek Mandau, AKP. Jalifer Lumban Toruan, S.AP langsung mengungkap kebenarannya. Ia menerangkan, bahwa narasi yang dipaparkan ke publik tak sepenuhnya menggambarkan kebenaran yang berlangsung kala itu.
“Sehubungan dengan kejadian yang katanya, banyak orang seolah-olah diluar (melanggar) Prokes, tentunya kita sedari awal sudah mengupayakan yang terbaik. Bukan seperti yang diberitakan,” kata AKP. Jalifer, Senin (28/6).
Ia mendasarkan, pihaknya bersama Dinas Kesehatan, Pemerintah Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan, Koramil 04/Mandau telah berulang kali melaksanakan vaksinasi massal kepada ribuan orang di berbagai lokasi, salah satunya di atrium Mandau City Mall.
Kala itu, lebih dari lima ribu orang dengan tertib mengantre demi mendapatkan vial atau dosis vaksin Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Pada saat itu pula, tidak terjadi desas-desus yang hangat diberitakan seperti saat ini. Semua disebutnya berjalan normal, sesuai prokes yang telah dicanangkan.
“Vaksinasi ini bukan kali pertama, sudah berulang kali dilakukan. Bahkan penerimanya jauh lebih banyak dari hari kemarin. Tapi semuanya sesuai harapan, masih bisa diatur,” tegasnya.
Merujuk pada pelaksanaan vaksinasi Sabtu lalu di komplek kantor Kecamatan Mandau yang dinilai melanggar prokes, Kapolsek Mandau ini menyebut faktor alam, yakni hujan menjadi salah satu pemicunya. Bagaimana tidak, seluruh warga yang datang kala itu tampak kocar-kacir mencari tempat berteduh.
Ya, hujan dengan lebatnya mendera pagi itu, tepat saat warga mulai mengantre guna menerima vaksin.
Mengingat terdapat tenda di depan pintu masuk (lokasi) vaksinasi, para calon penerima vaksin inipun menyasar tenda tersebut untuk berteduh. Tak menampik, Kapolsek menyatakan hujan lebat memang mengguyur kala itu.
“Awalnya sudah tertib. Nomor antrean sudah kita sebar, imbauan jaga jarak juga sudah kita suluhkan, terlebih wajib masker. Tapi apalah daya, tiba-tiba mendung berat dan akhirnya hujan. Semuanya heboh mencari tempat berteduh, tenda yang disediakan pun penuh orang,” terangnya.
Melihat kerumunan orang yang sedang berteduh, pihaknya tak tega melerai. Hanya berupaya mengurai dan mencarikan tempat perteduhan lain yang dapat dilakukan kala itu untuk mengurai kerumunan.
Sejenak diurai, warga lainnya terus memadati tenda dengan maksud berteduh. Hal ini pun disebutnya berlangsung diluar kendali dan sebisanya terus diurai. Singkatnya, jajaran Polsek Mandau meminta semua orang tetap memakai masker sembari menunggu hujan reda.
Poin kedua, imbuh AKP. Jalifer, lonjakan warga yang datang kala itu diduga ditenggarai adanya sebaran isu tak sedap. Ya, vaksinasi Sabtu lalu diisukan menjadi vaksinasi terakhir yang digelar oleh pemerintah, bertepatan pula dengan HUT Bhayangkara ke-75.
Termakan isu (Hoax) dan tak mau ketinggalan, ribuan orang langsung menyasar lokasi itu. Akibatnya, kerumunan manusia tak terelakkan. “Banyak orang berpikiran vaksinasi Sabtu lalu menjadi vaksinasi terakhir dan tak akan ada tahapan selanjutnya. Sehingga banyak orang yang berupaya terus masuk untuk mendapat dan menerima dosis vaksin,” bebernya.
Kemudian, juga adanya imbauan dari instansi atau Stakeholder terkait yang mewajibkan setiap orang harus memiliki sertifikat vaksinasi untuk dapat menerima pelayanan atau sebagai syarat mencari pekerjaan, bahkan diduga menjadi ketentuan khusus dalam suatu (operasional) dunia perusahaan.
Hal itu disebutnya (mungkin) menjadi salah satu faktor yang membuat setiap orang rela berdesak-desakan, ingin cepat dan saling mendahului tanpa memperdulikan penerapan protokol kesehatan hanya untuk menerima dosis vaksin COVID-19.
“Sebenarnya masyarakat sadar dan tahu betul bahwa kita melarang pelanggaran prokes dan selalu mengatur yang terbaik. Akan tetapi, karena masyarakat tak mau ketinggalan, menyebabkan kerumunan kian padat yang seolah tak mengindahkan aturan petugas. Kami atur, tapi mereka tetap saja berdesakan,” cakapnya.
Bahkan, masih katanya, pelaksanaan vaksinasi sempat dihentikan sejenak agar petugas fokus mengurai kerumunan. Bukannya merenggang, antrean orang kian padat dan sempat menerobos masuk ke dalam ruang vaksinasi. Beruntung, aksi itu berhasil dicegat petugas yang telah bersiaga di balik pintu.
Mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, pihaknya pun berupaya dan meminta seluruh warga tetap tenang menunggu antrean dan tidak berdesakan. Vaksinasi kemudian dilanjutkan dengan memasukkan para penerima vaksin ke dalam ruangan.
“Kami berupaya mengatur dengan sangat manusiawi. Bukan seperti pemberitaan-pemberitaan yang sangat tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Ini yang perlu kita luruskan agar masyarakat, khususnya warga Mandau dan Bathin Solapan tidak terprovokasi atau terpengaruh atas beredarnya berita-berita yang kita duga kurang bertanggung jawab,” serunya.
Kedepan, pihaknya dan seluruh elemen terkait bakal belajar dari situasi vaksinasi Sabtu lalu untuk kemudian melakukan upaya yang terbaik agar fenomena tersebut tak berulang.
Sebagai penegasan, program vaksinasi disebutnya akan terus berlangsung sampai seluruh masyarakat menerimanya. Hal itu dituju, agar paparan COVID-19 di wilayah Mandau dan Bathin Solapan bisa diatasi dengan maksimal.
“Vaksinasi masih terus berlanjut, jangan termakan isu yang belum jelas sumbernya. Intinya, pemerintah dan instansi terkait masih berfokus untuk menciptakan kekebalan imunitas tubuh masyarakat dengan vaksinasi dan berbagai strategi lainnya,” bebernya.
“Seraya itu, mari kita berdoa agar pandemi ini segera berlalu. Tak lupa, kembali kami ingatkan, agar seluruh masyarakat tetap tertib menjalankan protokol kesehatan dan tetap cermat dalam menanggapi lalu lintas pemberitaan atau informasi. Bersama, kita tangkal penyebaran COVID-19 sekaligus memerangi kabar arau informasi yang belum jelas asal-usulnya,” singkatnya.
Membenarkan keadaan itu, Cindy, salah seorang calon penerima vaksin mengaku pingsan saat mengantre di komplek kantor Kecamatan Mandau, Duri.
Ia menyebut, cukup banyak warga yang berdesakan kala itu seolah berebut memasuki ruangan dan sesegera mungkin menerima vaksin. Akibat ketidaksabaran itu, ia terjebak di tengah kerumunan dan akhirnya pingsan.
Secara gamblang diungkapkan, ia kehilangan kesadaran sebelum menerima vaksin, bukan pasca vaksinasi. “Situasi saat itu sangat tak masuk akal. Polisi sudah atur antrean, sudah diminta sabar dan jaga jarak. Tapi banyak orang tak sabaran dan menerobos masuk,” kata Cindy.
“Akibat terdesak, saya pingsan dan akhirnya gagal divaksin,” imbuhnya.
Meski demikian, ia tetap diperkenankan untuk menerima dosis vaksin bila kondisinya membaik. “Petugas dari Puskesmas Pematang Pudu bilang, nanti saya bisa divaksin kok. Yang jelas sekarang diminta istirahat dulu, nanti bila jadwal vaksinasinya sudah tiba, akan diberitahukan,” kisahnya.
Belajar dari pengalaman, Cindy meminta seluruh warga Duri untuk tetap tertib dan berbudaya dalam mengantre. “Budayakan tertib dalam antrean, jangan karena ketidak sabaran, akan banyak orang yamg dirugikan. Saya sudah mengalaminya secara langsung, saya harap hal serupa tak terjadi di lain waktu,” harapnya.*Bres