CENTRALNEWS.ID, DURI – Pemerintah Kecamatan Mandau bersama pejabat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bengkalis, Polsek Mandau, Tetua Adat, Paguyuban, Organisasi Masyarakat (Ormas) dan barisan Pemuda menggelar sosialisasi pembinaan kerukunan umat beragama (PKUB), Kamis (12/8).
Bertempat di balai pertemuan lantai II, Kantor Kelurahan Air Jamban, acara itu dibuka oleh Camat Mandau Riki Rihardi diwakili oleh Kasi Trantib M. Vicky dan didampingi oleh Kapolsek Mandau, AKP. Jalifer LT, S.AP dan narasumber Ketua KUA Mandau, Mahzum, S.Ag.
“Sesungguhnya keberadaan Agama di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting dan menyejukkan. Oleh karenanya, keberagaman Agama, sebagaimana telah ditegaskan oleh Undang-Undang Dasar (UUD) Negara 1945 harus kita jaga dan arahkan guna menjadi penyejuk di tengah kehidupan,” buka Kasi Trantib Kecamatan Mandau, M. Vicky, mewakili Riki Rihardi.
Memperluas pemaparan, Ketua KUA Kecamatan Mandau, Mahzum, S.Ag memaparkan bahwa tren keagamaan saat ini sangat rawan akan isu Ego Sentral dengan pengertian hanya menganggap Agamanya lah yang paling benar. Hal ini disebut Mahzum sebagai tindakan yang intoleran dan tak menghargai keberadaan Agama lainnya.
Sikap tersebut juga dinilai sebagai tindakan tidak terpuji, ia menyebut setiap Agama adalah baik dan tak pernah menjerumuskan seseorang, kelompok atau khalayak dalam jalur yang salah atau sesat. “Sikap intoleran itu tak boleh. Kita harus sama-sama atau saling menghormati. UntukMu AgamaMu, Untuk-Ku Agamaku. Seyogyanya, Agama itu hanya berbedah kaidah atau tata cara pelaksanaannya. Namun, tujuannya tetap sama. Sama-sama mengajarkan jamaah atau jemaatnya untuk berbuat kebaikan dan mencari jalan menuju Nikmat Allah, Nikmat Tuhan. Tidak ada Agama yang mengajarkan keburukan, kalau ada, sudah jelas itu sesat dan harus kita jauhi,” tegas Mahzum.
Di hadapan seluruh peserta sosialisasi, termasuk personel Pemuda Batak Bersatu (PBB) Ranting Air Jamban dan PAC Mandau, serta seluruh peserta lainnya, Ketua KUA Kecamatan Mandau ini juga menyampaikan bahwa dewasa ini kelompok-kelompok berbasis Ego Sentral semakin marak terjadi.
Sentimen terhadap Agama, menebar paham yang sesat dan memperkeruh kerukunan umat beragama masih saja terjadi. Kehadiran oknum-oknum tersebut dinilai sangat meresahkan dan dinilai penting segera dicetuskannya pola penghilangan Ego Sektoral nan Sentral tersebut.
Setiap Agama yang ada di Indonesia tak boleh saling menuding satubsama lain, sebaliknya, Agama dan Pemuka Agama, serta jemaatnya wajib saling menghargai dan saling menopang satu sama lain.
“Jangan lagi ada orang yang mengaku Agamanya yang paling benar, kita semua sama. Agama yang kita anut mengajarkan kebaikan dan saling menolong antar sesama, bahkan menumbuhkan sikap peduli antar masyarakat yang berbeda kaidahnya,” serunya.
“Jalani kaidah Agama masing-masing sesuai dengan tata laksananya. Jangan putuskan tali silahturahmi antar umat beragama, serta selalu lah bersikap toleran dan saling membantu dalam suatu kesusahan. Inshaallah, bila kita saling bersatu, Allah, Tuhan akan melindungi kita semua. Ingat semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika. Walau berbeda-beda, tetap satu tujuan. Begitu pula, walaupun Agama kita berbeda-beda, tetapi tujuannya sama, yakni menebar dan menuju kebaikan,” pungkasnya.
Kala itu, Saut Nadapdap selaku Plt. Ketua PAC PBB Kecamatan Mandau, Manatar Situmorang Ketua PBB Ranting Air Jamban, perwakilan Lurah dan Kepala Desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas, perangkat RT/RW, unsur kepemudaan, Ketua Karang Taruna (KT) Mandau, Robby Ardi dan seluruh Tetua Adat, Pemuka Agama dan belasan masyarakat turut hadir dalam giat tersebut.(*)