18.3 C
New York
Minggu, Oktober 6, 2024

Pembuat Tahu Tempe Pilih Kecilkan Ukuran, Harga Kacang Kedelai Melonjak

CENTRALNEWS.ID, BATAM – Kenaikan harga kacang kedelai sangat berdampak terhadap tahu dan tempe. Pasalnya kacang kedelai merupakan bahan utama dari keduanya.

Di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, tadinya harga kacang kedelai berkisar diharga Rp 300 ribuan per 50 kilogram, saat ini hampir mencapai Rp 600 ribu per 50 kilogram.

Pedagang sekaligus pembuat tahu dan tempe di Pasar Mega Legenda, Kota Batam, Kadi mengaku walaupun harga kacang kedelai mengalami kenaikan harga, pihaknya belum menaikkan harga tahu dan tempe kepada konsumen. Mereka masih menjual harga tahu dan tempe seperti harga normal.

Untuk 10 potong tahu dijual dengan harga Rp 5 ribu. Sementara untuk tempe dijual dengan harga Rp 5 ribu tergantung ukurannya.

“Yang jelas dampaknya dari sisi keuntungan. Sangat press atau tipis sekali. Kita belum berani menaikkan harga,” katanya.

Pria yang menjual tahu goreng ini juga mengaku tidak menaikkan harga tahu gorengnya kepada konsumen. Harga per 1 pcs tahu goreng dijual Rp 500 saja.

“Biasa tahu goreng ini dibuat sebagai tahu isi. Kalau misalnya saya kecilkan, nanti gimana cara ngisinya? Bentuknya pun jadi aneh. Nah kalau dinaikkan jadi berapa lagi. Sementara, si konsumen biasanya jual lagi tahunya,” papar Kadi.

Diakuinya produk tahu dan tempe terkenal dengan bahan pangan yang ekonomis. Ia mengkhawatirkan apabila harga dinaikkan atau produk dikecilkan akan mengurangi daya beli masyarakat.

“Sejauh ini, belum ada penurunan penjualan. Masih biasa saja,” katanya.

Ia mengatakan kenaikan harga kedelai ini tidak sekaligus naik tinggi, melainkan bertahap. Mulai dari Rp 5000, Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu setiap minggunya.

“Naiknya bertahap tidak sekaligus,” katanya.

Dulu, kata dia, kedelai juga sempat mengalami kenaikan harga, mereka masih mendapat subsidi dari pemerintah. Tapi saat ini belum ada bantuan lagi dari pemerintah.

“Waktu kedelai di harga Rp 400 ribu perkarung kita dapat subsidi dari pemerintah. Tapi sekarang malah tak ada,” katanya.

Ia berharap pihaknya mendapat subsidi lagi dari pemerintah. Pasalnya harga kedelai perkarung sudah menduduki harga tinggi.

“Ini sudah termasuk harga tertinggi Rp 600 ribu perkarung. Saya berharap ada bantuan lagi dari pemerintah,” tutur pembuat tahu tempe di Kampung Belian Batam Center ini.

Di tempat yang sama, pembuat sekaligus penjual tahu tempe di Pasar Mega Legenda, Prapti mengaku pihaknya juga tidak menaikkan harga tahu dan tempe. Melainkan hanya mengecilkan ukuran tahu.

Misalnya tadinya ukuran panjang tahu 13 sentimeter dan lebar tahu 13 sentimeter, sekarang menjadi panjang 12 sentimeter dan lebar 12 sentimeter.

“Dampak kenaikan kacang kedelai pengaruh sekali ke tahu dan tempe. Kalau harga dinaikkan pasti tak laku. Makanya kami kecilkan sedikit.

Kenaikan ini sejak tanggal 10 Februari 2022 lalu. Sebelum tanggal tersebut pihaknya membeli kedelai dengan harga Rp 560 ribu perkarung. Sekarang, Rp 595 perkarung.

“Perkarung itu sekitar 50 kiloan,” tutur Prapti.

Ia berharap pemerintah bisa menurunkan harga kacang kedelai ini. Pasalnya ia mengaku selama memproduksi tahu dan tempe tak pernah harga kedelai mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.

Harga kacang kedelai sebelum pandemi, kata dia, hanya Rp 350 ribu per 50 kilogram.

“Tak pernah turun. Saya harap pemerintah bisa turunin harganya,” ujar Wanita yang produksi tahu tempe ini di Kecamatan Bengkong.

Tahu dan tempe merupakan salah satu bahan makanan alternatif yang mudah didapati oleh masyarakat. Selain harganya yang terjangkau, tahu dan tempe juga mudah diperoleh masyarakat di pasar.

Namun sayangnya isu kenaikan tahu dan tempe saat ini sedang jadi perbincangan hangat akibat harganya yang dikabarkan akan naik.

Kenaikan tahu dan tempe diakibatkan munculnya harga kedelai yang menjadi bahan utama pembuatan tahu dan tempe naik.

Dari pantauan di pasar Aviari, Batuaji, sebagian penjual tahu dan tempe belum mengetahui akan adanya kenaikan harga tahu dan tempe tersebut.

Seperti yang dikatakan pedagang asal Medan ini, Ratih yang menjual tahu dan tempe bahkan tidak mengetahui akan adanya kenaikan harga produksi tahu dan tempe, mengingat saat ini harga tahu dan tempe yang ia jual masih di harga normal.

“Kalau tahu sama tempe kita langsung di antar yang buat, jadi kita beli ke mereka terus dijual lagi, masalah naik atau langkanya tahu dan tempe kita kurang tahu juga karena sekarang pun stok kita masih ada, ya kita cuma ambil dari orang terus dijual lagi,” ucap Ratih.

Sampai kini, pedagang tahu dan tempe di pasar Aviari, Batuaji masih menjual dengan harga normal. Kemudian ketersediaan tahu dan tempe berdasarkan hasil pantauan Tribun Batam di lokasi juga masih banyak pedagang yang menjual tahu dan tempe ini.

Sementara itu, Maryono yang juga menjual tahu dan tempe mengatakan tidak ada perubahan ukuran tahu dan tempe yang ia jual.

Pasalnya ia juga sama dengan pedagang lainnya, yang mengambil tahu dan tempe dari agen kemudian dijual kembali.

“Kita jual harganya masih sama ya, tahu ukuran kecil ini 4 buah Rp 1.000, kalau yang agak besar 2 buah Rp 1.000, sama juga dengan tempe ada yang Rp 1.000 dan Rp 2.000, alhamdulillah masih tercukupi saat ini,” kata Maryono.

Menjelang Dzuhur, persediaan tempe masih terlihat memenuhi lapak dagangan penjual sayur di pasar Aviari, tempe-tempe potong tipis lebih banyak ketimbang tempe yang dibaluti dengan daun.

Meski begitu, ketersediaan tahu dan tempe di pasar-pasar besar terlihat masih cukup aman. (dkh)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles