CENTRALNEWS.ID, DURI – Menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Mandau, PKH-P Direktorat Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dirdiksus) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggelar pelatihan dan pengembangan membatik, Senin (9/8).
Bertemakan ‘Menjunjung Budaya, Tingkatkan Daerah’, acara itu terselenggara dengan baik dan menghasilkan berbagai kreasi unik bermotif batik nan eksotik. Pelatihan ini sendiri digelar untuk mengembangkan ritme membatik sebagai wujud pemberdayaan perempuan di Kota Minyak.
Membuka pelaksanaan acara, Camat Mandau Riki Rihardi, S.STP., M.Si mengaku bangga atas keterlibatan TP-PKK Mandau dalam acara ini. Terlebih, Dirdiksus Kemendikbud RI langsung yang datang dan menggandeng tim tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
“Terima kasih kepada Bapak/Ibu narasumber dan perwakilan Kemendikbud RI atas kehadirannya dalam acara ini, dan juga terima kasih juga karena melibatkan TP-PKK Mandau dalam giat positif ini. Kita sangat bangga dengan pelaksanaan acara ini,” kata Riki Rihardi membuka acara itu.
Ia menegaskan, PKH-P merupakan salah satu program Kemendikbud RI dalam rangka memenuhi hak-hak perempuan dan mewujudkan kesetaraan. “Saya berharap, pelatihan ini dapat memberi manfaat bagi perempuan untuk mendapatkan pengetahuan keterampilan berbasis budaya lokal, salah satunya batik ini, agar bisa menjadi ciri khas Kecamatan Mandau hari ini, esok dan masa yang akan datang,” harap Camat Mandau ini.
Ketua TP-PKK Mandau, Dewi Asdinar, S.Sos., M.Si pun menyebut, pelatihan dan pengembangan batik itu diadakan untuk memberdayakan perempuan, terkhusus para kader untuk lebih solutif dalam menilik usaha dan ekonomi kreatif baru guna membantu perekonomian keluarga.
Terlebih di masa Pandemi COVID-19, kaum ibu diwajibkan lebih cakap dalam menilik setiap peluang agar kehidupan keluarga tetap berkecukupan. Oleh karena itulah, pelatihan membatik ini dikembangkan di Mandau dengan melibatkan sekitar 40 peserta dalam pelaksanaannya.
“Kita berharap, pelatihan ini bisa menambah sisi kreatifitas masyarakat, terkhusus kaum perempuan dan kader di masing-masing Desa/Kelurahan se-Kecamatan Mandau,” kata Dewi menambahkan.
Batik jadi Bisnis Kreatif nan Eksotik
Dewasa ini, masih kata Dewi, batik dan ritme membatik sukses diterapkan di berbagai daerah dan kerap menjadi peluang bisnis menjanjikan.
Paduan pola eksotik berbalut nuansa daerah khas Melayu (Daerah) Riau turut menjadi pewarna baru dalam pelaksanaan giat kala itu. Ya, model-model (pola batik) cantik tampak ditempahkan pada lembaran kain dasar.
Seketika, giat kala itu cair dengan canda tawa dan hadirnya gairah baru perbatikan di wilayah Mandau. Spontan saja, Dewi bergejolak penuh harap agar wilayah berjuluk Kota Minyak ini memiliki corak batik sendiri dan mandiri, serta mampu bersaing di tingkat nasional.
“Pelatihan ini jarang pelaksanaannya, oleh karena itu ibu-ibu sekalian harus bisa menyerap ilmu semaksimal mungkin. Kemudian, kita harap Kecamatan Mandau ini punya corak batik tersendiri yang menjadi ciri khas daerah,” harap Dewi.
“Pelatihan ini digelar untuk mengasah skil atau bakat agar ibu-ibu sekalian lebih mahir dalam membatik. Tujuannya jelas, untuk menumbuhkan peluang usaha kreatif baru di tengah masyarakat. Dengan demikian, perekonomian warga akan ikut terangkat nantinya,” sebut ketua TP-PKK Mandau ini.
Gigih Perkenalkan Budaya Daerah lewat Ornamen Batik
Kala itu juga, Dewi Asdinar menyebut, pelatihan dan pengembangan batik di Kecamatan Mandau dinilai mampu memperkenalkan, bahkan mengangkat budaya daerah.
Ya, lewat oretan ornamen batik, setiap orang bisa menunjukkan budaya daerah dengan sisi kreatif masing-masing. Hal itu pula yang diyakini Dewi mampu dicapai oleh para peserta, bila gigih berlatih dalam membatik.
Acara yang berlangsung di Gedung Bathin Betuah, komplek kantor Kecamatan Mandau ini penuh kekeluargaan serta padat akan materi terkait dasar membatik dan menopang kehidupan keluarga lewat membatik.
“Kita berharap pelatihan ini bermanfaat bagi peserta dan bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup dan komersil, terutama bagi kaum perempuan di Mandau. Ini merupakan salah satu kesempatan untuk mengembangkan batik di Mandau. Kita sama-sama tahu, Mandau belum mempunyai identitas asli dari kain, apalagi Batik. Sementara, banyak sekali simbol-simbol yang bisa dimanfaatkan sebagai identitas untuk pengembangan corak batik itu sendiri,” jelas dia.
“Semoga, dengan kreatifitas perempuan dan kader TP-PKK Mandau, kita bisa menghadirkan pola batik khas daerah Mandau yang diakui dunia. Yang tak kalah pentingnya, kita harap pelatihan ini bisa jadi bekal bagi seluruh peserta dalam memulai usaha dalam mengais peruntungan. Semoga bermanfaat,” pungkasnya.(*)