CENTRALNEWS.ID, DURI – Cegah maraknya aksi balapan liar alias ‘Bali’ di Kota Minyak – Duri, Polres Bengkalis melalui Satuan Lalu Lintas tampak menyisir berbagai ruas jalan yang ada di wilayah Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan, Sabtu tengah malam (4/2).
Bahkan, penyisiran dilakukan hingga memasuki Minggu dini hari (5/2) dengan melibatkan personel berseragam lengkap dibantu armada patroli. Sepanjang penyisiran, petugas menemukan beberapa pria termasuk remaja yang dicurigai dan diduga terlibat praktik balapan liar di bilangan Simpang Garoga, meliputi jalan Jenderal Sudirman, Hangtuah dan berbagai ruas jalan lainnya.
“Oleh karena itu, kita amankan beberapa orang dan sepeda motornya. Pada faktanya, sepeda motornya dilengkapi knalpot brong yang sangat meresahkan masyarakat. Juga dicurigai terlibat balapan liar. Oleh karena itu, sepeda motornya kita amankan ke kantor. Silahkan dijemput dengan membawa kelengkapan surat-surat kendaraan, kami harap tindakan ini dapat memberi efek jera,” kata Kapolres Bengkalis, AKBP Setyo Bimo Anggoro melalui Kasatlantas AKP Kaliman Siregar.
Tak hanya membawa-serta kendaraan yang diamankan, para kawula muda yang kedapatan ataupun terlibat aksi balapan liar segera diberi pengarahan dan pembinaan disiplin lebih lanjut. Pihaknya tak mau para remaja tersebut semakin salah arah, imbauan nan edukatif dipancarkan Kasatlantas dan jajaran dengan bahasa yang mudah dipahami.
“Adik-adik remaja yang kedapatan berbalap liar, menonton maupun yang masih keluyuran sudah sampai Minggu dini hari kita kumpulkan. Kita edukasi agar mereka tak sampai terjerumus dalam ranah kenakalan remaja dan berpotensi merusak masa depan, bahkan bisa berujung hilangnya nyawa tersebab balapan liar. Sangat bahaya, makanya kita arahkan agar kedepan lebih baik,” ajar Kasat kepada para remaja yang dikumpulkan kala itu.
Dalam aksi tersebut, beberapa unit kendaraan roda dua berhasil diamankan ke Mapolsek Mandau. Kedepan, Satlantas Polres Bengkalis bakal lebih getol memberantas balapan liar hingga ke akar-akarnya. “Sekarang kita edukasi dahulu. Tak lupa, kita libatkan pihak sekolah. Kalau masih kurang, kita libatkan keluarga, sanak saudara, RT/RW, Guru, bahkan lingkungan sosial yang memberi makna keteraturan dalam berlalu lintas agar efek jera lewat sentuhan moral bersosial bisa lebih diserap maknanya,” tegas Kaliman. (Bres)