CENTRALNEWS.ID, DURI – Tuntutan masyarakat Sebanga, Duri kian menggalak dalam aksi demonstrasi di jalan Gajah Mada, Senin (9/8).
Puluhan orang tampak berkumpul dan menyuarakan isu terkait kerusakan jalan dan hujan debu yang menjadi polemik sejak beberapa tahun belakangan.
Di sela aksi, seorang orator menyebut bahwa jalan tersebut telah berulang kali ditimbun-padatkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis, melalui Dinas PUPR.
Akan tetapi, perbaikan yang dilakukan seolah tak berarti lantaran terlalu maraknya mobilitas truk pelangsir tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit dari berbagai RAM dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di sepanjang jalan Gajah Mada dan diduga Over Dimention Over Limit (ODOL).
“Truk-truk over kapasitas selalu melintas di jalan ini, wajar jalan sangat cepat rusak. Apalagi, truk yang lewat kita duga over kapasitasnya. Kami tak terima, kami minta pemerintah turun tangan menyelesaikan polemik ini,” kata Orator dalam aksi siang ini.
Spontan, puluhan demonstran lainnya ikut menyuarakan dan mendukung tuntutan tersebut. Hal yang paling gencar disuarakan, yakni tuntutan pembuatan portal di pintu masuk jalan Gajah Mada.
Keberadaan portal dinilai sangat penting untuk memastikan truk yang melintas tak membawa muatan melebihi kapasitas angkutnya.
“Buatkan portal! Jadi, truk-truk yang masuk tak lagi membawa muatan atau barang melampaui kapasitas angkut. Kalau truk-truk membawa muatan melebihi kapasitasnya, tentu potensi kerusakan jalan akan semakin besar,” serunya.
Tuntutan pembuatan portal di jalan itu turut diaminkan masyarakat. “Buatkan portal, setelahnya, segera perbaiki jalan Gajah Mada ini. Jadi, truk yang keluar-masuk bisa lebih terpantau dan tak mengangkut muatan berlebihan. Kalau semua truk ODOL masuk kesini, jalan kami akan tetap rusak sampai kapanpun. Bagaimanapun bagusnya, kalau truk yang melintas over kapasitas, akan tetap hancur. Mohon segera diwujudkan permintaan kami ini,” sorak warga lainnya.
Meredam gejolak di tengah aksi, Camat Mandau Riki Rihardi, diwakili Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Muhammad Rusydy hadir langsung menyapa para demonstran. Didampingi staff Dinas PUPR, Rudi Rinaldo, Sekcam Mandau ini meminta masyarakat untuk tetap tenang menyuarakan aspirasinya.
Mengurai kerumunan di tengah pandemi COVID-19, Rusydy meminta demonstran melalui beberapa perwakilannya untuk mengikuti pertemuan dengan pemangku wilayah guna mencarikan solusi atas persoalan tersebut.
“Kita hindarkan kerumunan, kita rembukkan saja dalam pertemuan yang diikuti perwakilan warga untuk menyampaikan suaranya. Jangan berdesak-desakan, penularan COVID-19 masih sangat tinggi di Kecamatan Mandau ini,” redam Rusydy.
Secara tegas, ia menyebut akan menjadi pendengar yang baik dan melanjutkan penyampaian aksi tersebut guna ditemukannya jalan keluar.
Terkait tuntutan pengadaan portal, Rusydy meminta agar hal itu lebih elok disuarakan dalam pertemuan antara pemerintah, personel kepolisian dan perwakilan masyarakat.
“Silahkan sampaikan pukul 13.00 WIB nanti, kita shalat dulu. Setelahnya, kita adakan pertemuan. Tak perlu banyak-banyak, cukup lima atau enam orang perwakilan warga saja,” pintanya.
Rencananya, pertemuan itu bakal digelar di balai pertemuan di sekitar jalan Gajah Mada, Duri. Hingga berita ini diterbitkan, pertemuan belum dilaksanakan.
Meski demikian, personel kepolisian dari sektor (Polsek) Pinggir tampak bersiaga di lokasi kejadian. “Sampaikan aspirasinya dengan baik, tak perlu ribut-ribut,” seru IPTU Gogor Ristanto, SIK, personel Polsek Pinggir dalam meredam gejolak demonstrasi.(*)