CENTRALNEWS.ID, DURI – Jajaran personel di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Duri, Kecamatan Mandau kembali merasakan duka mendalam. Dikabarkan, seorang tenaga kesehatan (Nakes) terbaik di dalamnya wafat akibat paparan wabah pandemi COVID-19, Minggu (23/5).
Ya, Suster (Ners) Yayuk Sujewi, S.Kegp dikabarkan meninggal dunia sekira pukul 21.25 WIB di ICU (Ruang Isolasi) RSUD Mandau. Kabar duka ini disampaikan Direktur RSUD Mandau, drg. Sri Sadono Mulyatno, M.Han melalui Humas dr. Rangga Moendanoe.
Dokter Rangga mengatakan, sebelum wafatnya, Almarhumah telah bertugas disana selama 10 tahun. Sepanjang mengemban tugas dan tanggung jawabnya, ibu dari tiga orang anak ini dikenal terampil dan berkepribadian sangat ramah.
Tak jarang, Ns. Yayuk sering mendapat apresiasi dan pujian dari pasien, serta sesama rekan kerjanya. Bahkan kini, karena budi luhurnya, seluruh rekan sejawat merasakan duka mendalam.
“Kita kembali merasakan sebuah kehilangan yang sangat mendalam dan menyayat hati. Telah berpulang rekan terbaik dari tengah-tengah kita semua, Ns. Yayuk yang sangat kita sayangi,” kata dr. Rangga, Senin (24/5).
“Mewakili keluarga besar RSUD Kecamatan Mandau, dimana saat meningkatnya kasus COVID-19 ini, kita harus mengikhlaskan kepergian salah satu pejuang terbaik kita. Beliau merupakan Perawat yang sangat berdedikasi dalam menjalankan tugasnya. Kita semua berharap, semoga Almarhumah diberikan tempat yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa, dan Keluarga yang ditinggalkan di berikan ketabahan dan keikhlasan,” imbuhnya menitikkan air mata.
Sebagaimana diketahui, Ns. Yayuk mulai terinfeksi COVID-19 sejak 16 Mei 2021 dan kemudian langsung dirawat di ruang Isolasi.
Selama perawatan, ia mengalami gejala yang cukup berat. Prihatin, jajaran petugas lainnya memindahkan Yayuk ke Ruangan ICU COVID-19 untuk mendapatkan pertolongan yang maksimal. Setelah 7 hari mendapatkan perawatan, kondisi Yayuk kian melemah dan akhirnya tak lagi tertolong.
Serangkaian penanganan maksimal telah diupayakan untuk kesembuhan perawat kenamaan ini, namun takdir berkata lain. Seorang pahlawan kesehatan yang ikut berjuang di masa pandemi COVID-19 akhirnya gugur di medan tempurnya.
“Kita semua sudah berupaya maksimal, namun Ns. Yayuk tak bisa tertolong,” sesalnya.
Rangga menjelaskan, tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 memiliki resiko dengan gejala yang lebih berat. Hal itu ditenggarai oleh kesibukan yang terus meningkat kala semakin melemahnya imunitas tubuh.
Selain itu, kontak yang terus menerus terjadi dengan pasien positif juga meningkatkan kemungkinan untuk lebih sering terpapar COVID-19 secara berulang. Meski setiap tenaga kesehatan telah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sesuai standar yang ditetapkan, namun tetap saja risiko paparan masih mendominasi.
“Selain di lingkungan kerja, paparan COVID-19 bisa terjadi di lingkungan masyarakat mengingat siklus perebakannya kian menjadi beberapa waktu belakangan. Oleh karenanya, kita semua harus lebih waspada,” imbaunya.
Melepas kepergian Almarhumah, seluruh Manajemen, Dokter dan Karyawan/ti RSUD Kecamatan Mandau tampak memberikan penghormatan terakhir saat mobil jenazah membawanya menuju taman pemakaman umum.
Seluruhnya larut dalam duka dan tangis sembari melambai iring-iringan mobil jenazah yang telah disemat karangan bunga. Sekilas seluruh personel mengenang momen terakhir bersama Almarhumah, isak tangis pun pecah dari seluruh rekan kerja bahkan para pasien yang kebetulan ada disana kala itu.
“Selamat jalan Pahlwan kesehatan, jasamu tidak akan pernah pudar dan akan selalu menjadi penyemangat untuk kita semua,” pungkasnya.