CENTRALNEWS.ID, BENGKALIS – Sekira pukul 13.30 WIB, Senin (6/2) lalu seorang pemuda bernama Ac alias Kalpin (18) dikabarkan tenggelam dan hilang di perairan Pulau Beting Aceh, Desa Suka Damai, Kecamatan Rupat Utara, Bengkalis – Riau. Sejak dikabarkan demikian, rekan-rekannya dibantu nelayan sekitar mencoba mencari keberadaan korban. Namun sampai sore ini, jasadnya belum ditemukan, Selasa (7/2).
Atas insiden itu, Komandan Kodim (Dandim) 0303 Bengkalis, Letkol. Inf. Endik Yunia Hermanto segera berkoordinasi dengan Danpos Ramil Rupat Utara, Pelda Edeng Koswara agar segera mengerahkan para prajurit guna membantu tim gabungan dari unsur Kepolisian Sektor (Polsek), Polisi Perairan (Polair), TNI AL, BPBD, KPLP, Perangkat Pemerintah dan masyarakat serta Basarnas Kota Dumai lakukan pencarian korban.
“Kita turut prihatin atas kejadian tersebut. Lantas kita kerahkan prajurit pada Posramil Rupat Utara untuk bersinergi dan membantu tim gabungan lakukan pencarian terhadap korban. Mengingat kondisi perairan tersebut merupakan bahari terluar Kabupaten Bengkalis, Riau yang berbatasan langsung dengan perairan internasional Selat Malaka, maka prajurit kita kerahkan agar proses pencarian lebih maksimal,” kata Letkol. Inf. Endik Yunia Hermanto, Dandim 0303 Bengkalis kepada tim CentralNews.id.
Benar saja, perairan Pulau Beting Aceh memang berada di barisan terdepan yang berpapasan langsung dengan perairan bahkan negara tetangga. Potensi wisata bahari Beting Aceh pun buat banyak orang kagum, hingga banyak wisatawan lokal bahkan manca negara bertandang kesana.
Mengingat situasi di lapangan, tak salah bila akhirnya Dandim kerahkan prajurit untuk membantu. Sebab kepiawaian para prajurit dalam situasi semacam ini lebih mumpuni dan lebih membantu tim di perairan. “Saya minta prajurit kita untuk bersinergi. Lakukan pencarian maksimal, serta utamakan keselamatan tim dalam bertugas. Semoga korban dapat segera ditemukan dengan sinergitas tim di darat maupun perairan,” harapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, proses pencarian masih terus dilakukan. Gunakan 6 unit kapal cepat dan 7 unit kapal Nelayan, proses pencarian korban dilakukan teliti. Setiap penampakan di permukaan air segera dicek lebih dekat, berharap korban segera ditemukan.
“Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar korban dapat segera ditemukan. Perkembangan informasi akan kami kabarkan lebih lanjut,” tukasnya.
Diketahui, awalnya korban dan beberapa orang lainnya sekira pukul 12.00 WIB berlayar menggunakan pompong dari Pelabuhan Sibulik, Desa Suka Damai menuju Pulau Beting Aceh. Kemudian sekira pukul 13.30 WIB, korban dan rekan-rekannya turun ke air untuk mandi dan berenang.
Namun sejak saat itu, korban tak lagi muncul ke permukaan. Beberapa saksi segera meminta bantuan kepada tekong speedboat untuk membantu mencari korban. Sejak saat itulah, tim gabungan diterjunkan untuk membantu pencarian korban sampai dengan detik ini. (Bres)