CENTRALNEWS.ID, JAKARTA – Komisi II DPR RI akhirnya menetapkan tujuh anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan lima anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) periode 2022-2027.
Pemilihan terhadap anggota KPU dan Bawaslu itu dilakukan lewat pembahasan tertutup di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (17/2/2022) dini hari.
Komisi II menetapkan secara berurutan 1-7 anggota KPU yang terpilih dari 14 orang yang mengikuti fit and proper test.
Yakni, Betty Epsilon Idroos, Hasyim Asya’ri, Mochamad Afifudin, Parsadaan Harahap, Yulianto Sudrajat, Idham Holik, dan August Melasz.
“Sedangkan 8-14 adalah nama-nama cadangan,” kata Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia saat mengumumkan hasil pemilihan.
Sementara lima calon anggota Bawaslu yang terpilih adalah Lolly Suhenty, Puadi, Rahmat Bagja, Totok Hariyono, dan Herwyn Jefler Hielsa Malonda.
Menariknya, dari 12 nama yang dipilih oleh Komisi II DPR RI itu, semuanya sama persis dengan daftar nama yang sudah tersebar sehari sebelumnya di kalangan wartawan.
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menduga 12 nama calon anggota KPU dan Bawaslu itu memang telah disiapkan sejak awal. Formappi bahkan menduga daftar nama itu datang dari Komisi II DPR.
“Itu artinya fit and proper test yang berlangsung tiga hari hanya sekedar basa-basi saja,” kata Peneliti Formappi, Lucius Karus.
Lucius tak terlalu terkejut dengan daftar nama yang beredar itu karena fit and proper test di DPR selama ini memang dianggap formalitas.
Keputusan akhir bukan berdasarkan hasil penilaian tetapi berdasarkan lobi partai politik dengan dengan calon tertentu.
Meski demikian, Lucius tetap berharap pada calon terpilih kelak tetap akan memegang indepdensi mereka. Menurut dia, para calon terpilih harus melepas beban titipan parpol atau pihak manapun.
“Semoga setelah terpilih mereka mampu melepaskan beban sebagai orang titipan parpol dan bekerja independen sesuai amanah UU sebagai penyelenggara pemilu,” katanya.
Senada dengan Lucius, Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati juga berasumsi fit and proper test hanyalah formalitas saja.
“Ya itulah. Publik jadi banyak bertanya dan berasumsi. Paket itu sudah beredar sebelum fit and proper test,” kata Khoirunnisa.
Kendati demikian, ukuran para komisioner KPU dan Bawaslu nantinya tetap pada kinerja. Yang akan dilihat publik adalah independen, profesional dan menjaga integritasnya sebagai penyelenggara Pemilu 2024.
“Jangan sampai mempertaruhkan penyelenggaraan pemilu 2024,” ucapnya.
Berdasarkan Voting
Sementara Komisi II DPR RI Anwar Hafid membantah 12 anggota KPU dan Bawaslu terpilih periode 2022-2027 itu sama persis dengan daftar nama calon yang beredar.
Ia mengklaim urutan anggota KPU dan Bawaslu yang terpilih berbeda dengan daftar yang sudah beredar lebih dulu.
“Kalau yang beredar itu kan berbeda urutannya,” kata Anwar.
Anwar menjelaskan, nama-nama yang terpilih berdasarkan voting tertutup di Komisi II. Setiap fraksi yang diwakili Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) memberi suara kepada calon-calon yang ada.
Calon yang suaranya paling tinggi diurutkan dari nomor satu.
“Contoh Ibu Betty, hampir semua fraksi mendukung dia, sehingga namanya nomor satu,” ujar Anwar.
Lebih lanjut, nama-nama cadangan calon anggota KPU dan Bawaslu juga diurutkan berdasarkan hasil voting.
Menurut Anwar, hal itu juga membuktikan terdapat dinamika dalam voting yang dilakukan internal Komisi II.
“Nah itu menunjukkan bahwa dinamika proses pemilihan itu benar-benar terjadi dan itu ada skor-skor suara masing-masing,” ujarnya.(Central Network)