CENTRALNEWS.ID, BENGKALIS – Cuaca terik yang melanda di wilayah Riau membuat sejumlah titik panas atau hotspot kembali muncul dan terdeteksi di Kabupaten Bengkalis serta Kepulauan Meranti sesuai sajian data pada applikasi Sipongi+ milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Minggu (18/9).
Memastikan hal itu, Komandan Kodim 0303 Bengkalis Letkol. Arh. Irvan Nurdin kerahkan pasukan dari Koramil jajaran untuk meninjau ke lapangan. Bersadarkan peninjauan lebih lanjut, sejumlah titik api benar-benar terdeteksi. “Ada lima titik api atau kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kita temukan di lapangan,” kata Dandim 0303 Bengkalis, Letkol. Arh. Irvan Nurdin.
Dari kelima titik api tersebut, kata mantan Danyon Arhanud 6/BAY ini, 4 diantaranya tersebar Kabupaten Bengkalis yang meliputi 1 titik di Kecamatan Pinggir, 1 titik di Kecamatan Bukit Batu, 1 titik di Kecamatan Talang Muandau dan 1 titik di Kecamatan Rupat.
“Di wilayah Kabupaten Bengkalis ada 4 titik, sementara di Kepulauan Meranti ada satu titik yakni di Desa Lukit, Kecamatan Merbau (Koordinat: 1°05’67,033” North, 102°26’17,967” East),” ungkapnya.
Dari kelima titik panas tersebut, total seluas 13 hektare lahan gambut bervegetasi semak belukar dan kelapa sawit ludes terbakar. Tanggulangi kejadian tersebut, Dandim Bengkalis ini kerahkan puluhan prajuritnya dari berbagai jajaran Koramil termasuk Koramil 03 Mandau dan Koramil 06 Merbau guna memadamkan api.
Pihaknya berjibaku bersama tim gabungan meliputi personel Polri, BPBD, BBKSDA, Manggala Agni – KLHK RI serta masyarakat setempat menjinakkan bara api yang menggerogoti lapisan tanah gambut. “Babinsa kita dari berbagai Koramil jajaran kita kerahkan bersinergi bersama tim gabungan untuk menjinakkan kebakaran. Beberapa areal lahan yang telah padam kobaran apinya dilanjutkan pendinginan, sementara yang masih terbakar tetap difokuskan pemadamannya hingga petang tadi,” jelas dia.
Dandim berharap, cuaca ekstrem dapat segera membaik diiringi guyuran hujan pada berbagai areal kering seperti hutan dan hamparan gambut yang ada di wilayah tugasnya. “Semoga cuaca membaik diiringi curah hujan pada titik-titik kering rawan api atau pada lokasi Karhutla saat ini. Drngan demikian, potensi hotspot bisa kita cegah dengan baik,” ujarnya.
“Sembari berjibaku memadamkan api, pasukan juga kita kerahkan untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar vegetasi di atasnya agar Karhutla tidak terjadi. Sama-sama kita wujudkan Bengkalis dan Meranti yang lestari dan terbebas dari ancaman Karhutla demi keberlangsungan keanekaragaman hayati serta tetap segarnya oksigen yang kita hirup,” tukasnya. (Bres)