CENTRALNEWS.ID, TALANG MUANDAU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada wilayah Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis – Riau akhirnya berhasil dipadamkan setelah menghanguskan sekira luas 10 hektare dalam lima hari terakhir, Kamis (22/6).
Galaknya lidah api di permukaan lahap seluruh semak belukar, sementara bara api menggerogoti lapisan tanah gambut yang telah mengering akibat minimnya curah hujan belakangan. Sempena pemadamannya, Danramil 03 Mandau Kapten. Arh. Jemirianto atas instruksi Dandim 0303 Bengkalis Letkol. Inf. Endik Yunia Hermanto kerahkan para Babinsa untuk berjibaku bersama tim gabungan dari unsur Polri, BPBD, Manggala Agni, RPK, MPA, BBKSDA dan masyarakat lakukan pemadaman.
Dari hari pertama hingga hari kelima, prosesi pemadaman terus dilakukan. Jelang Rabu petang (21/6), api padam total. Sisa asap yang masih nampak di penglihatan segera didinginkan. “Prosesi pendinginan masih dilakukan sampai pada siang hari ini, Kamis (22/6),” kata Kapten Jemirianto, Danramil 03 Mandau.
Selain dari darat, kisahnya, pemadaman juga diupayakan beberapa waktu belakangan lewat bantuan armada udara Helikopter water boombing oleh BNPB RI. “Membantu tim darat, tim udara hilir mudik operasikan Heli water boombing. Maka dari itu Karhutla di Cagar Biosfer GSK bisa kita padamkan bersama-sama,” ujarnya.
Penyebab kebakaran pada areal hijau yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO itu diakui tengah diselidiki oleh kepolisian resor (Polres) Bengkalis. “Penyebab kebakaran dilidik Polisi. Sementara itu, kita upayakan pendinginan agar bara api padam total. Dengan ini kita imbau agar masyarakat tidak membuka lahan pertanian atau perkebunan bahkan hutan dengan cara dibakar, dampaknya sangat merusak dan merugikan,” imbaunya. (Bres)
