22.3 C
New York
Minggu, Oktober 6, 2024

Selamatkan Anak dari Bahaya Predator, Pemerintah Gelar Penyuluhan di Sekolah

CENTRALNEWS.ID, DURI – Camat Mandau Riki Rihardi, S.STP., M.Si bersama Kapolsek AKP. Jaliper LT, S.AP dan Korwilcam Mandau-Bathin Solapan Pepy Sumanty, SH menggelar penyuluhan ke beberapa sekolah di Duri, Selasa (21/9).

Penyuluhan dilakukan di SDN 15 Mandau, SDN 28 Mandau dan SMAN 8 Mandau. Mengangkat tema ‘Bahaya Predator’, pihaknya menyambangi satu persatu sekolah dan melancarkan aksinya dalam menyampaikan pesan baik.

“Dewasa ini, kasus (tindak pidana) kekerasan dan tindak asusila terhadap anak di bawah umur kian marak. Rata-rata, kasusnya melibatkan ayah dan anak kandung dan menjadikan anak sebagai korban,” buka Camat Mandau dalam penyuluhan pagi tadi.

Mulai dari sekedar kekerasan fisik atau identik dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pelecehan seksual bahkan tindak pidana berbau asusila kerap menimpa generasi muda yang rata-rata masih berumur belasan tahun.

Penyuluhan bahaya ‘Predator’ di lingkungan sekolah | Foto: Bres

Bahkan, beragam aksi pencabulan (kekerasan seksual) yang dilakukan para ‘maniak seks’ alias Predator kian klimaks. Keadaan ini jelas membuat zona aman dan nyaman anak kian terancam, bila dibiarkan berlarut fenomena ini bakal jadi bom waktu yang mata rantainya tak akan bisa diputuskan.

Sebab bila seorang anak menjadi korban kekerasan seksual, ia cenderung trauma dan bisa melakukan tindak pidana serupa di masa mendatang. Dengan kata lain, fenomena ini bakal menjadi siklus panjang bila pemerintah abai mencegahnya.

“Maka dalam hal inilah kami berkunjung ke sekolah-sekolah. Selain untuk memantau pelaksanaan protokol kesehatan, kami juga menyuluhkan bahaya tindak pidana kekerasan dan asusila terhadap anak di bawah umur. Anak sebagai generasi menerus harus kita selamatkan dari bahaya predator, maka dari itu para guru di seluruh sekolah harus bisa menjadi motor penyampai pesan yang baik terkait tema yang kita bahas saat ini,” serunya.

Penyuluhan bahaya ‘Predator’ di lingkungan sekolah | Foto: Bres

Kapolsek Mandau menambahkan, kasus-kasus tersebut tak hanya terjadi satu atau dua kali di wilayah Mandau dan Bathin Solapan. Sejak ia resmi menjabat di Mandau, AKP. Jaliper telah mendapat berbagai kasus kekerasan dan tindak pidana percabulan terhadap anak di bawah umur.

Mulai dari ayah kandung yang melecehkan puterinya sendiri, sang kakek menggerayangi cucunya, ayah sambung menikmati kesucian puteri tirinya dan berbagai kasus lainnya yang dinilai sangat memprihatinkan.

“Bahkan kejadian-kejadian ini tidak hanya terjadi di rumah saja. Ada juga yang dilancarkan di lingkungan sekolah, bahkan tragisnya di tempat bermain. Zona nyaman dan aman anak semakin terancam, keadaan ini harus kita respon dengan baik untuk dicarikan solusinya,” ucap Kapolsek.

Guna mencegah hal itu, AKP. Jaliper meminta dan mengajak para guru dapat menjadi wadah yang dipercaya siswa/siswi. Dengan terjalinnya kepercayaan antar kedua belah pihak, kalangan anak dipercaya akan menyampaikan segala persoalan dan keluh kesahnya kepada sang guru di sekolah.

Penyuluhan bahaya ‘Predator’ di lingkungan sekolah | Foto: Bres

Bila hal itu tercapai, berbagai potensi tindak pidana yang menempatkan anak sebagai korban dinilai bakal maksimal dicegah. “Guru harus bisa menjadi teladan dan dipercaya siswa/siswinya. Jangan pula guru yang jadi pelaku kejahatan, justru guru itu harus menjadi orangtua yang baik selama anak berada di sekolah,” imbaunya.

Kepada seluruh orangtua, juga diminta untuk lebih aktif bertukar cerita dengan buah hatinya. Keterbukaan dinilai sangat penting dewasa ini, sebab dunia anak kekinian lebih banyak dihabiskan dan berhadapan dengan kecanggihan Smartphone dan globalisasi Internet.

Bila orangtua tak awas, karakter anak cenderung tertutup dan berpotensi terjerumus pada hal-hal negatif. Terlebih dari dampak buruk penggunaan internet. “Kalau selancar internet anak tak dipantau, bukan tak mungkin dampak buruk pornografi, perundungan (bullying) dan tontonan sarat kekerasan bisa mencemari pola pikir anak,” tutur dia.

Oleh karena itu, setiap pihak diminta ikut dan ambil peran atau tanggung jawab dalam mendidik anak. Di sekolah, guru diharap menjadi sosok teladan untuk digugu dan ditiru.

Kemudian bagi setiap orangtua, diharap bisa menjadi tempat yang aman, nyaman serta mampu melindungi anak dari berbagai ancaman yang merugikan. “Orangtua harus bisa melindungi anak, bukan jadi pelaku kekerasan terhadap anak. Halnitu perlu diperhatikan,” tegasnya.

Penyuluhan bahaya ‘Predator’ di lingkungan sekolah | Foto: Bres

Khusus kepada Guru BK (Bimbingan Konseling) di berbagai sekolah, juga diharap Kapolsek lebih aktif dalam menjalankan tugasnya.

Bukan hanya berfungsi dikala pelajar terlibat masalah, namun dewasa ini guru BK juga diharap mampu merumuskan terobosan baru guna membentuk karakter pelajar yang lebih unggul, berakhlak mulia dan memiliki dasar pencegahan kekerasan fisik, perundungan sosial atau bahkan asusila.

“Bapak-Ibu guru BK juga harus lebih aktif. Jangan aktifnya hanya saat pelajar terlibat masalah, tapi harus bisa memberi terobosan baru dalam membentuk karakter generasi bangsa. Keterlibatan semua pihak kita jamin akan mewujudkan terjaganya dunia anak, dengan demikian kita semua bertanggung jawab membentuk karakter dan mengantarkan anak pada kesuksesan di masa mendatang,” pungkasnya.(*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles