CENTRALNEWS.ID, DURI – Musyawarah Daerah (Musda) XIII DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bengkalis, Riau sesungguhnya telah digelar Maret 2021 lalu.
Namun sore tadi, sekelompok oknum yang mengatasnamakan gerakan pemuda malah kembali menggelar Musda yang diikuti oleh segelintir oknum Caretaker di Sopo Gabema, Km 3,5 Rangau, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau – Duri, Sabtu (18/9).
Bak menghalalkan ‘Dualisme’, gerakan para oknum ini dinilai membuat gerah dan memicu reaksi lapisan pemuda dari berbagai lembaga, organisasi kepemudaan dan elemen lainnya yang menamai diri sebagai ‘Simpatisan DPD KNPI Bengkalis’ yang telah menggelar Musda secara ‘Resmi’ dan dihadiri oleh unsur pejabat pemerintahan, pengurus kecamatan (PK), berbagai OKP dan menghasilkan kandidat terpilih yang teruji track record-nya pada musyawarah Maret lalu.
Lantaran tak terima dengan dugaan ‘Dualisme KNPI Bengkalis’, para simpatisan ini pun menggelar aksi di depan Sopo Gabema. Aksi demonstrasi damai dibuka sebagai wujud penolakan hadirnya ‘Dwi KNPI’ di Negeri Junjungan.
Frengki Napitupulu, koordinator aksi penolakan Musda tersebut menegaskan bahwa giat yang dilaksanakan segelintir oknum di dalam Sopo itu sangat mencoreng nilai luhur persatuan dan kesatuan pemuda di Bengkalis.
Dinilai meresahkan, pihaknya pun meminta Musda ini untuk dibatalkan. “Musda ini hanya akan membuat pemuda di Kabupaten Bengkalis terkotak-kotak. Kegiatan oknum-oknum ini jelas sangat meresahkan,” kata Frengki dalam orasinya.
Ia menilai, seyogyanya KNPI hadir sebagai wadah pemersatu seluruh pemuda dari berbagai kalangan, organisasi kepemudaan serta berbagai elemen lainnya untuk bisa bersatu dan melebur menjadi gerakan pemuda yang kompak dan bermartabat.
Bukannya mewujudkan persatuan, Musda tersebut malah diduga Frengki sebagai pengotak-kotakkan pemuda nan rawan potensi keretakan.
“Bila kawan-kawan di dalam sana ingin mempersatukan pemuda, bukan begini caranya. Harusnya bergabung dengan kepengurusan KNPI yang sudah ada, bukan malah membentuk wadah (KNPI) baru yang berwujud -Dualisme-. Bengkalis tak butuh Dua KNPI! Cukup satu, tapi mampu menyatukan. Akan tetapi, Musda yang digelar kawan-kawan di dalam sana sangat mencoreng nilai kesatuan dan persatuan kita,” sesal Frengki.
“Dengan tegas, sampai kapanpun kami menolak adanya sistem Dualisme KNPI di Kabupaten Bengkalis. Musda DPD KNPI Bengkalis sudah digelar Maret lalu, maka Musda hari ini kami tolak,” tegasnya.
Lebih lanjut Iwan Sakai, orator lainnya menjelaskan, Musda diduga ‘Tandingan’ ini tak mampu menjawab pertanyaan dan pelaksanaan aksi simpatisan mengenai kesatuan dan persatuan pemuda.
“Sebab kami meminta persatuan, bukan Dualisme. Kenapa arogan sekali menjelmakan Dualisme KNPI di Bengkalis? Parahnya, kami sajikan aksi damai, kenapa salah satu dari mereka terkesan semakin membuat gerah?,” tanya Iwan.
Iwan menyebut bahwa Musda tersebut sangat mebciderai rasa kesatuan pemuda. Dualisme KNPI dianggap hanya mempertontonkan dugaan keretakan harmonisasi secara gamblang bagi khalayak.
“Kenapa harus dua KNPI? Tolong dijawab! Kenapa harus ada Musda ini, sementara Musda XIII DPD KNPI Bengkalis sudah digelar Maret lalu. Kenapa?,” tanya Iwan berulang.
Ia menegaskan, pada Musda Maret lalu, oknum-oknum tersebut tak berani tampil untuk beradu gagasan yang (akan) membawa KNPI pada kemajuan.
Tak tampil Maret lalu, oknum-oknum ini malah muncul belakangan dan menggelar Musda diduga tandingan. “Ada apa? Kenapa Musda Maret lalu tak muncul? Kenapa baru sekarang? Ini kan sama saja merusak sistem yang telah terlaksana maret lalu. Kami tak mau ada Dualisme, cukup satu KNPI untuk Bengkalis,” pungkasnya.
Saat dicoba di konfirmasi, salah seorang dari banyaknya peserta Musda yang digelar sore tadi enggan memberi komentar. “No coment ya,” singkat peserta Musda yang enggan dipublikasikan identitasnya ini.(*)