CENTRALNEWS.ID, BINTAN -Sejumlah warga gang Wakatobi, RT 001/ RW 003 mengucapkan terima kasih pada Kades Malang Rapat jajaran. Ucapan itu terucap lantaran Kades bersama jajaran langsung terjun ke lokasi meninjau proyek semenisasi di lokasi tersebut.
“Terimakasih pak. Dengan kehadiran tim bapak ke lapangan kami jadi tahu cara serta alasan penggunaan batu koral di sini (proyek semenisasi-red). Ini hanya salah paham saja kami dalam penggunaan batu koral itu,”ujarnya, Senin (11/3).
Dengan berterima kasihnya warga itu, maka proses pembangunan semenisasi akan terus berlanjut demi kenyamanan masyarakat di sana dan warga menganggap “tidak ada masalah”.
Kehadiran jajaran Desa di lokasi itu terkait berita CENTRALNEWS.ID sebelumnya yang terbit dengan judul ‘Warga Malang Rapat Sesalkan Proyek Semenisasi Tidak Sesuai Harapan’
Dalam berita itu menyebutkan Warga gang Wakatobi, RT 01/ RW03 Desa Malang Rapat sesalkan pembangunan semenisasi di lokasi itu. Pasalnya, selain pagu anggaran dinilai tidak sesuai, juga pembangunan jauh dari harapan warga.
Namun, alasan penggunaan batu koral di sana lantaran jalan tersebut sering banjir sehingga perlu peninggian jalan setinggi 80 cm.
Dengan peninggian yang dimaksud, semenisasi tidak bisa langsung dilakukan namun butuh beberapa proses. Proses pertama, sepanjang 46 meter terlebih dahulu di pasang batu miring di kedua sisi jalan. Lalau ada juga pembuatan jembatan kecil.
“Setelah di pasang batu miring di kedua sisi untuk menahan banjir, perlu ada penimbunan tanah uruk. Kemudian, baru di pasang batu koral dan terakhir lalu di press agar,”ujar Kades Malang Rapat, Sakri dihubungi secara terpisah melalui sambungan telpon.
Di dalam berita itu jgua menyebutkan, berdasarkan pantauan media ini di lapangan, untuk pembangunan semensasi dengan volume 46 meter itu menelan anggaran senilai Rp 124 juta lebih. Sementara, jika dibandingkan pembangunan semenisasi di tempat lain yang dengan volume 183 meter anggaran yang dikeluarkan hanya Rp 200 juta.
Mengenai anggaran itu, Sakri menyebut wajar lantaran proses semenisasi di sana beda lantaran diperlukan banyak bahan dan tenaga. Hal ini dikarenakan semenisasi di tempat lain hanya butuh pasir dan semen.
“Sedangkan, pembangunan di lokasi itu diperlukan banyak besi, batu, tanah uruk dan lain sebagainya, termasuk tenaga. Karena kalau kita semenisasi seperti jalan pada umumnya, pasti tidak akan lama bertahan,”jelasnya.
“Apalagi ada jembatan kecil yang mesti di pasang beton agar tidak mudah roboh,”tutupnya. (Ndn)