6.9 C
New York
Kamis, November 28, 2024

Tongkang Hantam Kelong Milik Nelayan, Rumah Warga Pulau Cicir Bulang Juga Ikut Rusak

CENTRALNEWS.ID, BATAM – Nelayan Pulau Cicir, Kelurahan Bulang Lintang terancam kehilangan mata pencaharian.

Sebab Kelong milik nelayan dan terumbu karang di perairan Pulau Cicir rusak dihantam tongkang dan Tugboat.

Peristiwa ini terjadi beberapa waktu lalu. Warga pun kesal bahkan kecewa. Mereka terancam kehilangan mata pencaharian.

Imbasnya, nelayan yang selama ini bergantung hidup dengan usaha kelong di lokasi kejadian, sudah tak memiliki penghasilan lagi. Ikan yang biasanya dipanen setiap hari sudah menghilang.

”Masalah utamanya kerusakan terumbu karang. Ikan ada kalau terumbu karangnya bagus. Tongkang dan tugbaot itu hanyut saat melintas dari Nongsa mau ke Tanjunguncang, terseret semua terumbu karang di lokasi kelong saya,” ujar Amran, nelayan Pulau Lintang RT 03/RW 01, Kelurahan Bulang Lintang, Bulang, Kamis (31/3/2022).

Baca Juga :  Kapolda Kepri Yan Fitri Pastikan Pemilukada Serentak 2024 di Kepri Aman Damai

Kata Amran, warga Pulau Lintang bergantung hidup dari hasil tangkapan ikan. Namun sumber utama penghasilannya itu kini telah dirusak.

Hanyutnya tongkang tanpa muatan dan tugboat tersebut terjadi pada Januari lalu saat cuaca perairan di Batam cukup buruk.

Saat itu, Amran dan nelayan yang berdampak meminta pertanggungjawaban dari pihak kapal.

Namun, perwakilan perusahaan dari dua kapal tersebut tidak bisa berbuat banyak.

Tuntutan ganti rugi Kelong yang rusak ataupun terumbu karang yang hancur belum juga disanggupi hingga saat ini.

Amran dan saudara-saudaranya sudah berusaha melaporkan ke agen pelayaran kapal dan pihak Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), namun belum ada tindakan yang berarti.

Baca Juga :  Terima Arahan Kapolri dan Panglima TNI, TNI dan Polri Siap Sukseskan Pilkada di Perbatasan

Amran kecewa sebab belakangan diketahui kapal tongkang dan tugboat tersebut sudah berlayar lagi tanpa terlebih dahulu menyelesaikan masalah yang ditinggalkan.

”Padahal dampaknya sangat merugikan kami sebagai nelayan. Kelong rusak, terumbu karang hancur. Taulah kalau kelong ini sistemnya menjerat ikan, nah kalau terumbu karang sudah hancur macam mana ikan mau datang,,” ujar Amran.

Kelong yang rusak ada dua unit. Semenjak kejadian itu dia tak punya penghasilan tetap lagi. Padahal, dari usaha kelongnya itu sehari dia bisa dapatkan Rp 200 hingga Rp 300 ribu.

”Sudah tiga bulan ini sama sekali tak ada. Bagaimana kami tak menjerit pak. Itu kelong ada izin usahanya dan saya bisa dapat Rp 200 sampai Rp 300 ribu per hari. Sekarang apa, satu ekor ikan pun tak nongol,” ujarnya.

Baca Juga :  Rudi Tinjau Proyek Infrastruktur Strategis, Wujudkan Batam Kota Modern dan Bebas Kemacetan

Amran dan nelayan setempat berharap hal ini akan ditindaklanjuti instansi penegak hukum agar mereka tak lagi menderita.
”Pemerintah juga sedang gencar-gencarnya menjaga ekosistem laut dengan berbagai program. Semoga ini ditindaklanjuti supaya ekosistem laut tetap terjaga. Kasihan pak kami nelayan kecil ini. Sudah susah dibuat tambah susah lagi,” harapnya.(dkh)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles