CENTRALNEWS.ID, RIAU – Bukan rahasia lagi bila kebanyakan toilet atau kamar kecil di area Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) menerapkan sistem ‘Berbayar’ kala digunakan.
Seyogyanya, toilet di SPBU merupakan salah satu fasilitas penting yang dapat digunakan oleh siapa saja tanpa harus membayar. Pasalnya, SPBU di bawah naungan PT Pertamina (Persero) merupakan fasilitas umum.
Mengingat kedudukan sebagai fasilitas umum, maka penerapan toilet berbayar dinilai kurang tepat. Hal itu diutarakan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Tohir.
Lewat unggahan video di akun instagram pribadinya (@ericktohir), ia menyayangkan maraknya penerapan toilet berbayar di Indonesia.
“Ada yang harus bayar Rp2 ribu setelah menggunakan fasilitas (toilet) di areal SPBU, bahkan ada juga Rp4 ribu. Ini kan fasilitas umum, kenapa pakai toilet harus bayar? Harusnya digratiskan dong,” kata Erick kala berkunjung ke SPBU di Kecamatan Malasan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dalam video tersebut, sebagaimana dilansir tim CentralNews.id, Selasa (23/11).
Bagi para pelaku perjalanan jarak jauh, kata dia, kehadiran toilet di areal SPBU sangatlah penting. Oleh karenanya penerapan toilet berbayar sangat disesalkan.
“Mau buang air kecil, besar maupun sekedar membersihkan wajah pun harus bayar? Ini kan fasilitas umum. Harusnya gratis,” tekan dia.
Meski demikian, seorang petugas di areal SPBU tersebut mengaku bahwa kutipan biaya tersebut sepenuhnya diperuntukkan guna kepentingan pemeliharaan seluruh fasilitas di dalam toilet. “Uangnya untuk perbaikan fasilitas pak,” ujar petugas SPBU yang ditemui sang Menteri BUMN.
Terkait hal itu, ia meminta seluruh Direksi PT Pertamina untuk segera memperbaiki sistem tersebut. “Pertamina tak perlu kutip biaya penggunaan toilet, kan penjualan BBM dan keberadaan toko di areal SPBU sudah memberi keuntungan, kenapa harus ada istilah toilet berbayar? Tolong segera diperbaiki sistem ini,” pungkasnya.(Nat)