CENTRALNEWS.ID, BATAM – Tiga wisatawan asal Myanmar menjadi tamu kehormatan pertama yang disambut hangat di Kota Batam pada awal tahun 2025.
Wisatawan itu merupakan satu keluarga, yang terdiri dari Kyi Pyar Hlaing, Myint Kyu, dan Min Myat Kyu. Ketiganya tiba di Terminal Ferry Internasional Batam Center sekira pukul 08.30 WIB, Rabu (1/1/2025).
Penyambutan mereka berlangsung meriah, diiringi oleh musik khas Melayu yang diiringi kompang, serta tarian tradisional.
Sambutan ini juga dilengkapi pengalungan bunga sebagai bentuk penghormatan, dan tanjak diberikan kepada wisatawan pria sebagai simbol budaya Melayu.
Kyi Pyar Hlaing, salah satu wisatawan asal Myanmar, mengungkapkan kegembiraannya saat kembali mengunjungi Batam untuk ketiga kalinya.
Ia memuji suasana kota yang ramah, pilihan kuliner yang beragam, dan pengalaman menyenangkan yang selalu dirasakannya.
“Kami datang ke Batam untuk berlibur, berbelanja, dan menikmati kuliner lokal. Kota ini selalu menyenangkan untuk dikunjungi,” ujar Kyi, dalam Bahasa Inggris, yang tampak mengenakan pakaian berkerah biru.
Pemerintah Kota Batam memberikan sambutan langsung melalui Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan ucapan selamat tahun baru kepada keluarga wisatawan tersebut.
“Selamat datang di Batam. Kami berharap kunjungan Anda akan menjadi pengalaman yang penuh kesan baik. Kota ini memiliki banyak hal menarik untuk ditawarkan,” kata Jefridin.
Ia juga menambahkan bahwa Batam kaya akan destinasi wisata, mulai dari kuliner khas, pusat perbelanjaan, hingga pesona wisata bahari.
Pemerintah optimistis jumlah kunjungan wisatawan akan terus meningkat seiring promosi yang gencar dilakukan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam, Ardiwinata, turut menegaskan bahwa tradisi menyambut wisatawan pertama setiap tahun merupakan bentuk penghargaan sekaligus promosi keramahan kota ini.
“Ini adalah cara kami menunjukkan bahwa Batam adalah kota yang hangat dan terbuka bagi siapa saja,” tuturnya.
Acara penyambutan ini diakhiri dengan tarian Melayu yang menggambarkan keragaman budaya di Batam sebagai pintu gerbang pariwisata Indonesia.
Tradisi ini menjadi momentum yang menunjukkan komitmen Batam dalam menyambut wisatawan mancanegara dengan penuh kehangatan dan budaya lokal yang khas.(mzi)