CENTRALNEWS.ID, BATAM – Aksi demonstrasi sejumlah mahasiswa di Gedung DPRD Batam, Senin (11/4/2022) berlangsung singkat. Itu dari pukul 14.00 WIB sampai bubar sekitar pukul 15.30 WIB.
Di akhir aksi demo, mahasiswa mempertegas isi tuntutannya yang terdiri dari beberapa poin. Ada pun lima poin tuntutan tersebut yakni:
1. Menuntut dan mendesak akan ketegasan dan penjelasan dari Presiden RI, DPR RI dan khususnya DPRD Kota Batam dalam hal menolak penundaan pemilu 2024. Menurut mahasiswa, hal itu melanggar dan melecehkan kontitusi negara Republik Indonesia.
2. Menolak amandemen UUD 1945 yang ke-5 kali.
3. Mendesak dan menuntut Presiden RI melalui menteri perdagangan untuk menstabilkan harga bahan pokok di masyarakat serta menyelesaikan masalah ketahanan pangan lainnya.
4. Menolak kenaikan BBM.
5. Mendesak dan menuntut Presiden RI melakukan penundaan dan pengkajian ulang mengenai Undang-undang Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mahasiswa menilai kebijakan itu akan menimbulkan dampak buruk dari segi hukum, politik, lingkungan dan sosial. Selain itu, pembangunan IKN dinilai sangat terburu-buru, mengingat UU yang terdiri dari 11 bab dan 44 pasal tersebut dibuat hanya dalam waktu 43 hari.
“Hari ini karena kami tidak ditemui oleh Ketua DPRD Kota Batam, maka ke depan kami akan menggelar demo lagi dengan masa lebih besar,” tegas Koordinator Umum (Kordum) Aliansi Mahasiswa Batam, Andre Saputra.
Namun, massa aksi demo mahasiswa kali itu bukannya tidak ditemui satu pun perwakilan DPRD Kota Batam. Di penghujung demo, Wakil Ketua I DPRD Kota Batam, Kamaluddin keluar dari kantornya untuk berdialog dengan massa aksi tersebut.
Meski demikian, para mahasiswa enggan menemui Kamaluddin. Sebab sejak awal mereka meminta agar ditemui oleh Ketua DPRD Kota Batam.
Alhasil, massa demo pun langsung bubar tanpa memberi kesempatan Kamaluddin untuk berbicara atau berbincang dengan mahasiswa.
Ketika ditanyai tanggapannya, Kamaluddin mengaku tidak kecewa karena massa aksi bubar tanpa menerima kedatangannya.
Menurutnya, yang terpenting ialah, poin-poin tuntutan mahasiswa sudah ditampung oleh DPRD Batam.
“Saya tadi ditugaskan oleh ketua (Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto) untuk menemui mereka, karena ketua sedang tidak ada di tempat,” ujar Kamal.
Ia menambahkan, sebenarnya tuntutan mahasiswa ini sudah dijawab oleh DPRD Batam ketika para anggota dewan bertemu dengan perwakilan mahasiswa di Kantor DPRD Kota Batam, tanggal 6 April 2022 lalu.
Terlibat Aksi Saling Dorong
Sebelumnya diberitakan, sejumlah mahasiswa yang mengenakan jas almamater hijau dari Universitas Ibnu Sina Batam telah tiba di lokasi demonstrasi di Kantor DPRD Kota Batam, Senin (11/4/2022) sekira pukul 14.00 WIB.
Para mahasiswa ini merupakan massa aksi unjuk rasa di Batam yang diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa Batam.
Aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap aksi serupa yang dijalankan BEM Seluruh Indonesia hari ini.
Jumlah massa aksi yang datang kali ini tidak sebanyak demonstrasi tolak Omnibus Law yang dijalankan mahasiswa Batam tahun 2020 lalu. Kali ini, jumlahnya hanya sekitar 100 orang. Para mahasiswa juga menyampaikan orasinya tidak di depan gerbang Kantor DPRD Batam.
Sesampainya di Jalan Engku Putri Batam Center, para mahasiswa memarkirkan kendaraannya di jalan seberang Gedung PLN Batam.
Dengan sigap, para mahasiswa tersebut pun segera membentuk barisan padat.
Massa aksi berbaris dengan membawa panji-panji bendera beraneka warna serta spanduk bertuliskan tuntutan aksi siang itu.
Setelah berbaris dengan rapi, massa aksi pun hendak berjalan ke depan gerbang Kantor DPRD Kota Batam.
Namun, belum sampai beberapa langkah, gerombolan mahasiswa ditahan oleh sejumlah personel kepolisian.
Sempat terlibat aksi dorong antara mahasiswa dengan polisi.
Namun akhirnya, rombongan mahasiswa pun mengalah, dan memilih langsung menyampaikan orasinya melalui pengeras suara di tengah jalan.
Tak lama kemudian, beberapa mahasiswa dari universitas lainnya ikut bergabung.
“Kami di sini ingin bertemu dengan wakil rakyat kami. Ada lima tuntutan yang ingin kami bacakan kepada mereka,” seru salah seorang orator dari jajaran mahasiswa.
Setelah beberapa lama berorasi, massa aksi pun memencar dan berbaris dalam bentuk melingkar.
Sembari duduk dalam posisi tersebut, pendemo itu mendengarkan satu per satu temannya berdiri di tengah lingkaran dan menyampaikan aspirasinya.
Aksi para mahasiswa ini pun mengundang rasa penasaran dari beberapa warga sekitar.
Warga tampak berkumpul di pinggir jalan ingin menyaksikan peristiwa demo tersebut.
Untungnya, aksi demo kali itu, tidak menyebabkan kemacetan di Jalan Engku Putri yang mengarah dari Masjid Agung Batam ke Simpang Bank Indonesia.
Meski, jalan ke arah sebaliknya telah ditutup dari ujung ke ujung.
“Kami akan terus berorasi sampai bapak ibu wakil rakyat menemui kami,” tegas mahasiswa.(mzi)