CENTRALNEWS.ID, RIAU – Peneliti Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang menyampaikan, Indonesia bakal alami fenomena antariksa langka pada tahun 2023 ini. Dijelasakan, fenomena langit tersebut adalah Gerhana Matahari Hibrida (GMH), Rabu (5/4).
Dikatakan Andi, GMH adalah perpaduan dari gerhana Matahari total dan gerhana Matahari cincin yang akan menjadi sajian spektakuler alam semesta jelang perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN) idul Fitri 1444 Hijriah mendatang.
“Benar, akan ada Gerhana Matahari Hibrida di Indonesia. Masyarakat dapat menyaksikan perubahan dari fase Gerhana Matahari Cincin ke Gerhana Matahari Total dan diakhiri Gerhana Matahari Cincin dalam waktu yang singkat. Jadwalnya pada hari Kamis, 20 April 2023 atau pada 29 Ramadhan 1444 H. Fenomena antariksa Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi, dan hal ini adalah fenomena langka,” ujar Andi.
Ia mengingatkan, fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini turut memberikan beberapa dampak bagi Bumi dan makhluk hidup di dalamnya. Mulai dengan akan menyebabkan perubahan suhu, kondisi langit, termasuk perubahan perilaku hewan, bahkan pasang surut air laut.
“Hal itu jadi dampak yang diprediksi akan terjadi saat GMH. Yang paling kontras adalah perilaku hewan Nocturnal, mereka akan gelisah dan bangun saat fase gerhana sudah total, karena situasi bakal redup, minim cahaya. Namun hal itu sebentar saja, hewan-hewan yang peka cahaya akan kembali tidur saat fase gerhana selesai. Contohnya saja, burung hantu,” ujarnya.
Ia menjelaskan, fase GMH nan langka ini bisa disaksikan oleh masyarakat Indonesia karena alurnya tepat melintas di langit Nusantara. Salah satu wilayah yang dapat menikmati keindahan perpaduan benda-benda langit tersebut adalah Provinsi Riau. Bila cuaca mendukung alias cerah, Gerhana Matahari Hibrida dapat disaksikan dengan jelas.
Berdasarkan data yang diperoleh tim Central News, masyarakat di wilayah Kabupaten Bengkalis juga dapat menyaksikannya pada koordinat (Posisi Kabupaten/Kota) 102° 6.80’ Bujur Timur dan 1° 28.38 Lintang Utara pada pukul 09.57 WIB.
Puncak gerhana di Kabupaten Bengkalis bakal berlangsung pukul 10.52 WIB dan kontak akhir pukul 11.50 WIB. Durasi GMH di Negeri Junjungan pada tahun 2023 ini berlangsung selama 1 jam, 53 menit, 18,4 detik pada magnitudo gerhana 0.218.
“Nah, perlu diingatkan. Jangan melihat langsung gerhana dengan mata telanjang, karena dapat berdampak buruk bagi fungsi dan kesehatan mata. Silahkan gunakan alat bantu berupa visor, kaca atau bahkan teleskop khusus gerhana agar mata tidak alami kerusakan. Juga jangan melihat fase gerhana lewat pantulan air, karena dampak silaunya tetap sama dan dapat merusak mata. Mari kita nikmati fase Gerhana Matahari Hibrida ini dengan cara yang tepat dan tidak berisiko,” tukasnya. (Noy)