5.1 C
New York
Rabu, November 27, 2024

Sehari 11.732 Orang Tertular XBB, Covid Subvarian Baru Melonjak di Singapura

CENTRALNEWS.ID, SINGAPURA – Kasus Covid-19 di Singapura melonjak lagi. Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura, Rabu (12/10) merilis 11.732 kasus baru.

Angka itu melonjak dua kali lipat dari sehari sebelumnya, 4.719 kasus.

Terjadinya lonjakan kasus corona ini didorong oleh varian BA.2.10 atau dikenal dengan XBB, subvarian Omicron yang cepat menular.

Melonjaknya kasus penularan lokal ini memunculkan keresahan di negara pulau itu.

Beredar rumors melalui WhatsApp bahwa varian XXB ini meningkat dengan cepat dan berdampak parah hingga kematian. Namun, MOH membantah rumors tersebut. Meskipun jumlah kasus menular dengan cepat, namun dampak parah dari varian ini rendah.

“Jumlah kasus parah relatif rendah karena perlindungan yang dibangun melalui vaksinasi dan gelombang infeksi sebelumnya cukup efektif,” ungkap kementerian seperti dilansir The Straits Times.

Sebagian besar pasien melaporkan gejala ringan seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama mereka yang telah divaksinasi.

Saat ini, jumlah pasien yang dirawat intensif di ICU (Intensive Care Unit) akibat XXB ini hanya 11 kasus, sedangkan yang membutuhkan suplementasi oksigen sebanyak 50 pasien.

“Hanya sedikit lebih tinggi dari tingkat penularan corona dalam beberapa bulan terakhir,” kata MOH.

Baca Juga :  RSBP Batam Luncurkan Tiga Layanan Kesehatan Terbaru untuk Masyarakat

Sebagai perbandingan, pada puncak gelombang varian Delta pada Juli tahun lalu, 171 pasien dirawat di ICU dan 308 pasien membutuhkan suplementasi oksigen. Sedangkan pada puncak gelombang Omicron (B.2), 54 dirawat di ICU dan 242 membutuhkan suplementasi oksigen.

“Ada desas-desus yang beredar melalui WhatsApp bahwa Singapura mengalami peningkatan yang cepat dan besar dalam kasus penyakit parah dan kematian akibat strain XBB yang beredar,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

“Ini tidak benar. Kami akan melakukan tindakan terhadap kebohongan semacam itu.”

“Tidak ada bukti XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah. Sejauh ini, sebagian besar pasien terus melaporkan gejala ringan seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, terutama jika mereka telah divaksinasi,” kata MOH.

Subvarian XBB telah terdeteksi di sejumlah negara sejak Agustus 2022 lalu. Beberapa negara yang melaporkan subvarian ini adalah Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang dan Amerika Serikat.

Meskipun tingkat keparahan akibat penularan XXB ini lebih rendah, namun unit gawat darurat kembali sibuk melayani pasien yang terus berdatangan dalam dua hari terakhir. MOH mengimbau masyarakat untuk tidak buru-buru datang ke rumah sakit jika tertular, tetapi melakukan isolasi mandiri seperti sebelumnya.

Baca Juga :  Kolaborasi BPJS Ketenagakerjaan dan Polda Kepri Sosialisasikan Perlindungan Jaminan Sosial Bagi Pekerja di Batam

Pasien yang masuk ke UGD dengan kondisi non-darurat, termasuk anak-anak, akan dialihkan ke klinik perawatan lainnya atau klinik perawatan primer untuk penilaian lebih lanjut. Hal ini agar sumber daya di rumah sakit tetap bisa memprioritaskan perawatan pasien lain yang membutuhkan perawatan medis.

“Peningkatan kasus rawat inap sejalan dengan peningkatan kasus secara keseluruhan. Saat ini ada 490 kasus rawat inap. Namun jumlah itu jauh lebih rendah dibandingkan 1.600 pasien pada puncak gelombang Delta dan sekitar 800 pada puncak gelombang Omicron,” kata kementerian seperti dilansir Channel News Asia.

Pengetatan Pengawasan

Melonjaknya kasus baru membuat pemerintah Singapura mempercepat impor vaksin Bivalent Moderna tiga hari, pada 14 Oktober ini. Selain itu, pemerintah juga memperketat pengawasan kunjungan di semua bangsal rumah sakit dan panti jompo dalam empat minggu ke depan. Hal ini untuk melindungi warga yang memiliki imun tubuh lemah dan rentan.

Mulai 14 Oktober hingga 10 November, pasien di rumah sakit hanya akan diizinkan memiliki dua pengunjung yang telah ditentukan sebelumnya selama masa rawat inap mereka. Lama kunjungan akan dibatasi hingga 30 menit.

Baca Juga :  RAPBD Natuna 2025 Disepakati: DPRD dan Pemda Sepakat untuk Pembangunan yang Lebih Baik

Hanya satu dari pengunjung ini yang diizinkan berada di samping tempat tidur pasien pada satu waktu.

“Pasien yang sakit kritis akan diizinkan hingga lima pengeunjung yang telah ditentukan sebelumnya, dan dua pengunjung dapat diizinkan berada di samping tempat tidur pada satu waktu,” kata MOH.

Dalam situasi luar biasa, seperti untuk pasien sakit kritis, pasien anak, ibu bersalin atau pascamelahirkan, dan untuk pasien yang membutuhkan dukungan perawatan tambahan, pengunjung dapat diizinkan untuk tinggal lebih dari 30 menit berdasarkan kasus per kasus di rumah sakit.

Kemenkes mengingatkan pengunjung untuk tidak makan atau minum di bangsal rumah sakit atau menggunakan toilet pasien.
“Pengunjung ke rumah sakit dan rumah harus memastikan bahwa mereka baik-baik saja dan sangat dianjurkan untuk melakukan rapid tes antigen sebelum ke rumah sakit serta menggunakan masker,” kata MOH.

Sementara penghuni panti jompo hanya boleh dikunjungi empat orang yang telah ditentukan sebelumnya. Hanya satu pengunjung pada satu waktu dengan durasi kunjungan dibatasi hingga 30 menit. “Kami meminta pengertian masyarakat bahwa kunjungan mungkin harus ditunda bagi anggota keluarga yang ikut menangani kasus Covid-19,” kata MOH.(st/cna)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles