DENGARKAN, WAHAI
Karya: Tiara Fiqori Agussinta
Kemari Wahai,
Di bulan baik seribu bulan
Kita dengarkan siar-kesiaran
Sauh-sauh berderit melepas cengkraman
Awan-awan menyelonong berendengan
Berpamit-pamitan ia pada pesisir
Mendadah-dadah ia pada Pengelana
Lihatlah,
Raja Ali gagah berkelana
Kemari Wahai,
Kita beradu gagah-gagahan
Tidak lah ada gaungan ombak
Yang sanggup menggetarkan kaki
Tidak lah ada hempasan angin
Yang sanggup menggetarkan nyali
Berjarum besi utara terkunci
Ke Pulau Tujuh negeri di tuju
Lihatlah,
Raja Ali gagah berkelana
Dalam sajak-sajakan
Dalam bait-baitan
Pohon Perhimpunan terkarang indah
Mengulik kisah jejak-jejakan
Pulau Tujuh negeri di tuju
Raja Ali gagah berkelana
Kesiur angin membelai wajah
Berpasir putih mengkilat-kilat
Lihatlah Wahai,
Berimbun niur ribuan pikul
Berbatang sagu ribuan tempayan
Tertapak kaki Sang Pengelana
Di Kuala Maras
Pulau jemaja
Kembali bertolak mengarung lautan
Semerbak merah merekah di pelbagai penjuru
Lihatlah Wahai,
Tenun-tenun dirajin
Tikar-tikar dianyam
Siput-siputan tak terhitung jumlahnya
Tertapak kaki Sang Pengelana
Di Kampung Tarempa
Pulau Siantan
Ujung ke ujung membentang hebat hutan nan lebat
Berkelok-kelok mengalir sungai
Lihatlah Wahai,
Tanah tersubur di Pulau Tujuh
Berjenis-jenis kayu beribu jumlahnya
Hilir-mudik saudagar berdagang
Tertapak kaki Sang Pengelana
Di Punguran
Pulau Sedanau
Namun Wahai,
Indah tak kekal adanya
Terbawa Pengelana ke antah berantah
Porak-poranda tak jelas isinya
Kocar-kacir pula siempunya
Tertangkap empat
Terlepas satu
Di rumah bebotoh
Pulau Penagi
Namun Wahai,
Senang tak kekal adanya
Meringis Pengelana menjejakkan kaki
Sungguh pilu bisik-bisik ditiupkan
Tongkang terpecah
Tertangkap pemukul
Setelah Pulau Tujuh,
Di Pulau Tambelan