13.2 C
New York
Rabu, November 27, 2024

Positif EEHV, Gajah Damar Mati di TWA Buluh Cina Riau

CENTRALNEWS.ID, RIAU – Dunia konservasi berduka. Damar, anakan Gajah Sumatera berusia lebih dari 2 tahun hasil peranakan Gajah Robin (indukan jantan) dan Ngatini (indukan betina) ditemukan mati di kawasan unit konservasi taman wisata alam (TWA) Buluh Manis, Rabu (11/1).

Kabar menyedihkan itu diterima tim CentralNews.id dari siaran pers Kepala BBKSDA Riau, Genman S Hasibuan, Rabu (18/1). Dijelaskan Genman, anakan gajah tersebut sekira pukul 18.00 WIB, Selasa (10/1) lalu masih dalam kondisi baik dan tak menunjukkan gejala mencurigakan apapun.

Namun keesokan harinya, saat Mahout atau pelatih gajah hendak memindahkan Damar ke hamparan hutan, hal mengejutkan terjadi. Damar ditemukan dalam kondisi merebah tak bergerak. “Petugas kita bernama Alex berpikir Damar sedang tidur, tapi saat dipastikan, Damar telah mati. Padahal sebelumnya, 10 Januari lalu kondisinya masih baik-baik saja,” kata Genman.

Pasca penemuan jasad Damar, Genman segera memerintahkan tim medis dipimpin drh. Rini Deswita untuk lakukan Nekropsi untuk mendiagnosa penyebab kematian satwa langka terancam punah bernama latin Elephas Maximus Sumatranus ini.

Tim medis segera bekerja dan kumpulkan sampel berupa organ lidah, hati, limpa, lambung, ginjal, jantung, paru-paru dan cairan perikardium gajah. Sampel tersebut segera dikirim ke laboratorium di Kota Bogor untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian Damar.

“Pada 17 Januari 2023 hasil uji lab terhadap sampel tersebut dirilis. Dijelaskan, Damar gajah jantan berumur 2 tahun 4 bulan mati disebabkan positif EEHV atau Elephan Endotheliotropic Herpes Virus. EEHV merupakan jenis virus yang sangat susah diprediksi, gejalanya tidak terlihat jelas bila hanya melihat dari fisik gajah, namun dapat menyerang dengan cepat pada anakan gajah,” ungkap Genman.

“Selama ini BBKSDA Riau bekerja sama dengan lembaga pemerhati gajah dan LSM lainnya telah berupaya keras melakukan pencegahan dan antisipasi kematian gajah melalui pengecekan medis secara rutin, pemberian obat, vitamin dan suplai makanan yang bernutrisi. Atas kejadian ini, dunia konservasi, secara khusus BBKSDA Riau sangat berduka,” tukasnya. (Bres)

 

 

 

 

 

 

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles