CENTRALNEWS.ID, RIAU – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bengkalis, Andika Putra Kenedi, ST tampak mengisi seminar Nasional bertajuk ‘Indonesia Makin Cakap Digital’, Rabu (23/6).
Mengusung pembahasan ‘Internet Berbudaya atau Budaya Berinternet’, acara yang dilaksanakan Kementerian Informasi dan Telekomunikasi (Kominfo) ini dilaksanakam secara virtual sempena mencegah penularan wabah pandemi COVID-19.
Acara itu dibuka langsung oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan disusul oleh Gubernur Riau, Syamsuar. Dimoderatori oleh Eriko Utama, seminar nasional ini diisi dengan berbagai berbagai materi berbasis dunia digital dari empat narasumber yang berkesempatan memaparkan sudut pandangnya.
Sebagai kehormatan, Andika Kenedi atau akarab disapa Andika Sakai turut menjadi narasumber. Mengangkat materi ‘Fakta Vs Hoax’, ia memaparkan berbagai informasi berharga yang layak diketahui masyarakat secara luas.
“Dewasa ini, penggunaan sosial media seolah menjadi budaya di kehidupan masyarakat Indonesia. Bayangkan saja, dari 270-an juta populasi rakyat Indonesia, nyaris setengahnya menjadi pengguna aktif internet guna berselancar di dunia informasi terkhusus Sosial Media,” papar Andika dihadapan seluruh peserta, moderator dan narasumber lainnya.
Kebanyakan informasi yang beredar, kata dia, kerap diselingin informasi sesat yang belum jelas asal-usulnya. Penyebar-luasan informasi yang tak pasti kebenarannya ini, atau biasa disebut Hoax, disebutnya dapat menimbulkan dampak negatif.
Mulai dari penggorengan isu-SARA, intoleran, citra buruk negara berdemokrasi, bahkan berbagai informasi sesat lainnya kerap disajikan dalam kemasan judul atau naskah yang menarik namun menghanyutkan.
“Informasi hoax sangat meresahkan, oleh karenanya masyarakat perlu mendapat edukasi terpadu agar lebih cakap alias melek dalam dunia digital, terkhusus saat bersosial media,” tegasnya.
Di era revolusi teknologi 4.0, kehidupan masyarakat sangat erat kaitannya dengan akses atau fasilitas dunia digital. Kian hari, beragam kecanggihan bahkan tercipta dari selancar teknologi cyber.
Namun sayang, di tengah banyaknya manfaat positif dari penggunaan dunia digital, ternyata tersemat berbagai sisi buruk yang kerap dilancarkan dan menimbulkan kerugian materil, moril, bersenggolan dengan hukum, bahkan memicu perpecahan antar warga, desa, daerah bahkan antar negara yang bertetangga.
Melihat dampak negatif nan merugikan ini, Andika mengajak seluruh masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat dan budaya luhur untuk lebih cakap dalam bersosial media sebagai salah satu lini dari dunia digital.
“Jangan sampai kita menyebarluaskan suatu kabar yang belum jelas faktanya. Telusuri dahulu keaslian beritanya, jadilah masyarakat yang lebih cakap dalam dunia digital,” ajaknya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk lebih menggali bakat dan menuangkannya dalam balutan kecanggihan teknologi. Bila ditekuni, hal itu bisa mendatangkan manfaat baik bahkan berujung pundi-pundi rupiah.
Langkah itu, kata Andika, bisa dilakukan dengan memulai bisnis Online Shop, kelas bimbingan belajar bersistem dalam jaringan (Daring), penyedia jasa jual-beli, serta berbagai potensi lainnya yang bisa saja dijalankan masyarakat guna mencari peruntungan.
“Bila digunakan dengan baik, kecanggihan dunia digital akan sangat menjanjikan. Namun bila disalah gunakan, bisa berdampak buruk. Maka lebih cakaplah dalam bersosial media dan mengakses berbagai isi pemberitaan yang tersebar luas,” ungkapnya.
“Bersama, kita bisa mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih melek dan cakap dalam berliterasi digital, serta mewujudkan keharmonisan berbalut kemajuan teknologi. Mari kita perangi hoax dan wujudkan penggunaan dunia digital dengan baik dan terukur,” pungkasnya.*Bres