CENTRAL BATAM. CO. ID, BINTAN –Pembangunan pelabuhan berakit awalnya digadang gadang sebagai pelabuhan kebanggaan Bintan. Namun, pelabuhan itu justru dinilai tidak lebih sebagai drakula penghisap keuangan Negara.
Bagaimana tidak, pelabuhan yang mulai dikerjakan sejak Juli 2010 di bawah kepemimpinan Bupati Ansar Ahmad itu kini terbengkalai bak rumah hantu.
Dari pantauan Media ini, pelabuhan itu kini mulai rusak lantaran tidak pernah dimanfaatkan. Padahal pelabuhan itu telah menelan uang Negara mencapai 60 miliar.
Akibatnya, warga sekitar beranggapan bahwa pembangunan pelabuhan itu tidak lain dari sekedar tempat pencitraan dan membuangan anggaran.
“Bagi saya, yang merancang pembangunan pelabuhan berakit ini kurang cerdas. Karena harusnya sebagai seorang pemimpin tentu punya pandangan jauh kedepan. Misalnya, alur kapal cepat dangkal dan lain sebagainya,”ujar salah satu warga yang mengaku, Anwar saat ditemui, Selasa (10/1).
Lebih lanjut ia menilai, terkini keberadaan pelabuhan Berakit ibarat drakula atau vampir yang selalu menghisap keuangan negara. Hal ini ia sampaikan lantaran setelah menelan anggaran hingga puluhan miliar, kemudian di zaman Bupati, Apri Sujadi kembali menggelontorkan miliaran rupiah namun pelabuhan yang dinilai sebagai drakula (penghisap keuangan negara) itu tetap tidak bisa dimanfaatkan
Masih kata Anwar, setelah Ansar Ahmad menjadi Gubernur Kepri seolah ingin memperbaiki kembali citra dengan kembali anggarkan dana yang pastinta mencapai miliarab rupiah. Pasalnya, gagasan itu muncul Jepang tahun politik.
“Saran saja sih kalau memang tujuannya membangun, ya silahkan dengan syarat paham situasi. Tapi kalau sekedar cari citra politik, tolong jangan deh. Sudah cukup uang negara yang ditelan oleh pelabuhan itu,” harapannya.
Masih kata Anwar, saat ini kondisi pelabuhan Berakit dinilai sangat memperihatinkan. Pasalnya selain kondisinya yang sudah semakin rusak juga, diduga pelabuhan itu diduga digunakan oleh oknum untuk kegiatan ilegal. (Ndn)