Home BREAKING NEWS Menelusuri Jejak Islam di Afrika Selatan, Kiprah Ulama Nusantara dalam Diplomasi Budaya

Menelusuri Jejak Islam di Afrika Selatan, Kiprah Ulama Nusantara dalam Diplomasi Budaya

0

TIGA peneliti dari Negeri Rempah Foundation mengunjungi Cape Town, Afrika Selatan, dalam rangka melacak sejarah penyebaran Islam di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung pada 7 hingga 11 Desember 2024, dan merupakan bagian dari kerja sama dengan Kementerian Kebudayaan RI.

Para peneliti yang terlibat adalah Yanuardi Syukur (dosen antropologi Universitas Khairun, Ternate), Abdul Kadir Ali (dosen Universitas Nuku, Tidore), dan Irma Zahrotunnisa Wijaya (peneliti Negeri Rempah Foundation).

Selain di Afrika Selatan, lembaga ini juga mengirimkan delegasinya ke berbagai negara untuk misi serupa.

Di Cape Town, mereka mendalami jejak penyebaran Islam melalui jalur rempah. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono, dalam acara makan malam di Wisma KJRI.

Baca Juga :  Kebakaran di Ranai, Rumah Kontrakan Dua Lantai Milik Urai Damanita Hangus Terbakar

Tudiono menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini, seraya berharap kolaborasi antara Indonesia dan Afrika Selatan, khususnya di Cape Town, dapat terus diperkuat, terutama dalam konteks diplomasi budaya berbasis Islam.

Konjen Tudiono mengungkapkan bahwa para ulama dan tokoh dari Indonesia, seperti Syekh Yusuf al-Makassari pada abad ke-17 dan Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam dari Tidore pada abad ke-18, memiliki kontribusi besar dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut.

Tokoh-tokoh ini bahkan menjadi inspirasi perjuangan kemerdekaan Afrika Selatan. Tudiono juga menambahkan bahwa setiap tahun, KJRI Cape Town mengadakan berbagai acara budaya dan ekonomi untuk mempererat hubungan kedua negara.

Ketua tim peneliti, Yanuardi Syukur, menjelaskan bahwa tokoh seperti Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam memiliki pengaruh mendalam. Bahkan, Nelson Mandela pernah menyebutnya sebagai inspirasi perjuangan Afrika Selatan.

Baca Juga :  Sinergitas TNI-Polri Rayakan HUT ke-79 Armada RI di Anambas dengan Kejutan Spesial

“Setelah dibebaskan dari penjara, tempat pertama yang dikunjungi Mandela adalah makam Tuan Guru di Tana Baru, Cape Town,” ungkap Yanuardi.

Tidak jauh dari makam Tuan Guru, berdiri Masjid al-Auwal, masjid pertama di Afrika Selatan yang didirikan oleh Tuan Guru setelah dibebaskan dari Robben Island.

Masjid ini hingga kini menjadi simbol perjuangan umat Islam Cape Town dalam memperjuangkan pengakuan dan kebebasan beribadah.

Dalam kunjungan mereka, para peneliti mencatat bahwa masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah.

Lantai dasar masjid digunakan untuk shalat, sedangkan lantai atas menjadi madrasah sore bagi anak-anak Muslim. Di madrasah tersebut, anak-anak belajar membaca Al-Qur’an dengan metode Iqra’ yang telah dimodifikasi, serupa dengan yang digunakan di Indonesia.

Baca Juga :  MDI Ventures dan Telkom Hadirkan Nex-BE Fest 2024 Wujudkan Inklusi Digital Berkelanjutan

Abdul Kadir Ali menekankan pentingnya mengusulkan Tuan Guru Abdullah bin Qadhi Abdussalam sebagai pahlawan nasional Indonesia.

“Beliau bahkan menulis Al-Qur’an sebanyak enam salinan, salah satunya kini dipajang di Masjid al-Auwal,” kata Abdul Kadir Ali.

Menurutnya, kontribusi luar biasa Tuan Guru dalam dakwah Islam dan perjuangan kemerdekaan menjadikannya layak mendapatkan pengakuan tersebut.

Kunjungan ini tidak hanya menyoroti sejarah, tetapi juga menjadi bentuk upaya mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Afrika Selatan melalui kisah perjalanan Islam yang menyatukan kedua bangsa.(yanuardi syukur/smsi)



NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here