CENTRALNEWS.ID, BATAM – BPJS Ketenagakerjaan terus memperluas cakupan layanan demi meningkatkan kesejahteraan para pekerja di Indonesia. Tak hanya memberikan perlindungan sosial melalui jaminan kecelakaan dan kematian, BPJS juga kini turut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan dasar berupa hunian yang layak dan terjangkau.
Langkah konkret ini terlihat dalam agenda kunjungan lapangan yang dilaksanakan pada Kamis (22/5/2025) ke Rumah Susun Griya Pekerja Lancang Kuning di kawasan Batuampar, Batam. Kunjungan tersebut dipimpin oleh Deputi Direktur Aset dan Sarana Prasarana, Ahmad Edi Komarudin, bersama jajaran Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan.
Selama kunjungan, tim memeriksa secara langsung fasilitas hunian, kondisi bangunan, dan tingkat keterisian. Griya Pekerja Lancang Kuning merupakan salah satu dari tiga rumah susun yang dikelola BPJS Ketenagakerjaan di Batam, selain yang berada di wilayah Kabil dan Mukakuning.
Menurut Ahmad Edi, hunian ini dirancang khusus bagi pekerja baru yang telah terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Ia menyampaikan bahwa rusun ini menjadi solusi awal untuk mendukung kemandirian pekerja sebelum mereka siap memiliki rumah pribadi melalui program Manfaat Layanan Tambahan (MLT).
“Tempat tinggal yang terjangkau ini kami hadirkan sebagai batu loncatan menuju kepemilikan rumah. Setelah kondisi keuangan membaik, peserta bisa memanfaatkan program MLT untuk mewujudkan rumah sendiri,” jelasnya.
Griya Pekerja Lancang Kuning menyediakan 564 unit tempat tinggal dengan biaya sewa yang disesuaikan dengan kemampuan para pekerja. Seluruh fasilitas dijaga dalam kondisi prima guna memastikan kenyamanan dan mendukung produktivitas penghuninya.
Anggota Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Muhammad Adityawarman, menegaskan bahwa akses terhadap tempat tinggal yang layak memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan hidup para pekerja.
“Hunian yang nyaman bukan hanya memberikan perlindungan fisik, tapi juga ketenangan psikologis. Ini berdampak besar pada kinerja dan kualitas hidup para pekerja,” tuturnya.
Senada dengan itu, Subchan Gatot selaku anggota Dewan Pengawas lainnya, memuji manajemen pengelolaan rusun di Batam. Tingginya angka keterhunian mencerminkan betapa besar kebutuhan akan tempat tinggal terjangkau di kalangan pekerja.
“Batam bisa menjadi teladan nasional. Tiga rusun ini menunjukkan betapa penting dan efektifnya pendekatan ini dalam menyelesaikan isu hunian untuk pekerja,” ucap Subchan.
Ia juga mengungkapkan bahwa BPJS Ketenagakerjaan menargetkan pengembangan serupa di berbagai daerah lain, termasuk Pulau Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan, agar manfaat ini dapat dirasakan secara lebih luas.
Pendekatan yang diambil BPJS ini memperjelas posisi lembaga tersebut sebagai mitra strategis dalam pembangunan kesejahteraan pekerja, tidak hanya dari sisi perlindungan sosial, tetapi juga pemenuhan kebutuhan hidup yang mendasar.
Sementara itu, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Batam Sekupang, Budi Pramono, menyampaikan bahwa Batam menjadi wilayah yang ideal dalam pengembangan proyek hunian pekerja. Ketiga lokasi Griya Pekerja yang ada di kota ini telah menunjukkan hasil positif.
“Rata-rata keterisiannya telah mencapai lebih dari 80 persen. Ini menandakan bahwa kebutuhan akan tempat tinggal yang terjangkau benar-benar mendesak, khususnya bagi para pekerja muda,” ungkap Budi.
Ia menambahkan bahwa ketiga hunian tersebut bukan sekadar tempat berlindung, tetapi merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan taraf hidup dan keberlangsungan kerja yang layak bagi para pekerja Indonesia.(mzi)