CENTRALNEWS.ID, BALAM – Tragedi kecelakaan kerja berujung maut yang terjadi di lokasi CMTF Balam South Non Work Related (NWR) sekira pukul 12.07 WIB, Jumat (24/2) lalu akhirnya terungkap kronologisnya, Sabtu (25/2).
Berdasarkan siaran pesan yang dilaporkan oleh Fajar Andi N, selaku Manager Field Service PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), disebutkan bahwa peristiwa itu termasuk Fatality yang menyebabkan tiga pekerja PT PPLI meregang nyawa. Kronologis kejadian sebagaimana dilaporkan Fajar dalam pesannya terungkap dari pengayaan rekaman CCTv.
“Berdasarkan rekaman CCTv, nampak masuknya 3 pekerja PT PPLI ke proses Tank dengan motif yang belum diketahui. Karena aktifitas ini dilakukan tanpa ada perintah pekerjaan di area tersebut daribPT PHR dan Kontraktor dalam hal ini adalah PT PPLI,” tulis Fajar.
Adapun ketiga korban tewas tercebur dalam tangki tersebut yakni AI (37) selaku Operator, HN (54) selaku PMcOw dan DK (44) selaku Operator. Ketiganya terkonfirmasi meninggal dunia dalam laka kerja fatal wilayah kerja (WK) Rokan di bawah kendali operasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
“Sekira pukul 12.07 WIB saat jam istirahat, terjadi fatality incident di Project CMTF Balam. Dimana sebelum kejadian, sekira pukul 11.45 WIB personel PPLI dan RDP meninggalkan CMTF Balam untuk istirahat dan shalat Jumat. Sementara, enam orang tinggal dan berada di lokasi kejadian. Tiga orang atas nama Rs, Er dan Dt standby di dalam ruangan Lab, sementaga ketiga korban menjaga alat di lokasi. Pada waktu kejadian, tidak ada schedule pelerjaan masuk ke dalam tangki. Tidak ada SIKA atau Permite To Work (PTW) yang dibuat pada hari kejadian,” ujarnya.
Kemudian swkira pukul 13.30 WIB, Supervisor Project kembali ke lokasi. Saat itu, ditemukan tangki Settling (B) dalam kondisi meluap. Supervisor berusaha mencari ketiga pekerja yang menjaga alat, tetapi tidak kunjung ditemukan. “Yang ditemukan hanya helm di atas dekat Man Hole Tangki Settling (B). Kemudian, tangki disedot oleh tim PPLI untuk mengecek apakah personel yang dimaksud masuk ke dalam tangki. Saat itu, terkonfirmasi ketiga pekerja yang dimaksud telah meninggal dunia,” terangnya.
Berdasarkan pengecekan CCTv, terlihat korban DK naik tangki Settling (B) dengan kapasitas 500 Barrel (80 M³) lalu masuk atau turun ke dalam tangki melalui manhole atas. Selang beberapa detik, terlihat DK muncul ke atas namun seketika terjatuh dan masuk kembali ke dalam tangki.
Pada saat itu, korban HN melihat DK terjatuh ke dalam tangki dan bergegas menaiki tangki menuju manhole bersama korban AI. Bermaksud menolong, keduanya menyusul masuk ke dalam tangki. Nahas, niat hati menolong DK berbuah petaka alias maut. Sejak saat itu, ketiganya tidak lagi muncul ke permukaan.
“Status ketiga korban telah meninggal dunia,” tukasnya.
Dikonfirmasi terkait kebenaran pesan tersebut, PR & Legal Manager PT PPLI Arum Tri Pusposari tak menampik. “Benar, Pak Fajar adalah Manager Field Servive PT PPLI. Informasinya benar, silahkan (disadur),” singkat Arum.
“Masing-masing korban berdomisili atau warga Bogor satu orang, Sumatera Barat (Sumbar) satu orang dan dari Pekanbaru – Riau satu orang. Kita sudah melakukan pendampingan dan menyiapkan santunan,” tukasnya. (Nat/Bres/Ryn)