CENTRALNEWS.ID, DURI – Cuaca ekstrem jadikan mayoritas areal gambut, belukar dan hutan di wilayah Kota Minyak – Duri rawan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti yang terjadi hari ini, sekira 4 titik api terpantau membara, Minggu (18/6).
Keempat titik api itu masing-masing berada di kilometer 75 Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Mandau pada koordinat 1°8’471” North, 101°39’12,522” East yang termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil (SM-GSK) dengan luas terbakar belum diketahui karena terputusnya akses masuk, kemudian di kilometer 68 Dusun II Tanjung Potai, Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Mandau pada koordinat 1°6’31” North, 101°36’29” East dengan luas lahan yang terbakar sekira 6 hektare.

Menyusul di Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan pada koordinat 1°27’46,6” North, 101°12’53,446” East seluas 10 hektare dan terbaru di jalan Mandar RT002/RW006 Kecamatan Pinggir, Bengkalis – Riau pada koordinat 1°03’797” North, 101°12’52,33” East.
Keempat titik api pada lokasi-lokasi tersebut jelas mengelilingi Kota Minyak – Duri yang merupakan wilayah penghasil minyak bumi. Bila tak ditanggulangi serius, bencana asap mengintai kesehatan masyarakat bahkan dapat berujung pada kematian.

Terkait peristiwa itu, Komandan Kodim 0303 Bengkalis Letkol. Inf. Endik Yunia Hermanto kerahkan para prajurit dari Koramil 03 Mandau dan Posramil Bathin Solapan bekerja ekstra padamkan api. “Karhutla harus segera padam, jangan sampai melebar ataupun semakin banyak titik sebarannya. Prajurit dan para Babinsa di wilayah Mandau dan Bathin Solapan sudah kita kerahkan, memang sejak dua hari terakhir ini mereka masih standby di lokasi,” kata Letkol Endik.
Di beberapa lokasi, pemadaman jalur darat dan udara dioptimalkan dan dibantu Helikopter water boombing milik BNPB RI. Namun, kata Endik, di kilometer 75 Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau akses jalan terputus.

Untuk sampai ke titik api, pihaknya bersama Satgas Karhutla mesti merintis akses masuk lewati belukar, kanal bahkan sungai. “Sampai saat ini lokasi titik api yang berada di kilometer 75 masih diupayakan perintisan akses masuknya, karena medannya memang ekstrem. Menunggu tim darat sampai tujuan, pemadaman telah lebih dulu diusahakan oleh Helikopter water boombing sejak Sabtu sampai Minggu petang,” ujarnya.

“Mari sama-sama kita berdoa agar cuaca segera melembab dan turun hujan lebat dan merata agar bara api, utamanya di lapisan tanah gambut bisa padam sempurna. Bila cuaca ekstrem tetap melanda, kita berharap akan adanya modifikasi cuaca. Sembari berdoa, prajurit kita tetap bekerja ekstra di lapangan untuk mengatasi kesulitan masyarakat terkait Karhutla yang meningkat beberapa waktu terakhir,” tukasnya. (Bres)