CENTRALNEWS.ID, BATAM – Ketua Komisi II DPRD Kota Batam, Wahyu Wahyudin mengatakan mengendalikan banjir adalah alih fungsi hutan.
Kemudian, penggantinya harus ada hutan kota misalnya berada di tengah kota. Dulu ada di Nagoya. Setidaknya setiap kecamatan ada hutan walaupun kecil. Sehingga mampu menyerap air.
Perbanyak menanam pohon di pinggir jalan. Saat ini, pemerintah baru saja menanam kayu jati mas.
Selanjutnya, parit-parit mulai pendangkalan. Lantaran tidak dirawat. Hulunya selesai, hilirnya tetap banjir.
Selama ini yang disorot Nagoya, padahal Nongsa juga banjir.
“Ketika membangun pelebaran jalan, drainase tak dibuat. Sehingga tak seimbang. Tanggung jawab pemerintah, tanggung jawab masyarakat juga. Sampah-sampah daerah Nagoya ada juga. Keluhan warga sering menerima. Banjir langsung membawa batu krikil. Alih fungsi hutan harus disiapkan dengan baik,” katanya.
Masalah banjir ini adalah masalah anggaran. Ia juga menanyakan anggaran dibutuhkan dalam penanganan banjir.
“Tenaga SDM-nya mencukupi atau tidak,” katanya.(dkh)