CENTRALNEWS.ID, DURI – Jalan alternatif yang menghubungkan masyarakat di jalan Sejahtera dan jalan Kampung Lalang, Kelurahan Air Jamban, Kecamatan Mandau – Duri, Kabupaten Bengkalis tampak remuk, Senin (17/1).
Luluh lantaknya jalan yang berada persis di sebelah areal (pagar) operasional PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) ini diduga terjadi akibat hilir mudiknya kendaraan berat jenis truk dengan beban muatan yang cukup berat.
Diduga tak sesuai kapasitas dan kapabilitas jalan, kendaraan yang lalu lalang membuat ruas jalan retak, bergelombang remuk dan akhirnya rusak parah bak terkena ledakan bom. Kabar ini turut disesalkan Beriman, salah seorang warga yang bersomisili di sekitaran jalan alternatif itu.
“Padahal jalan ini baru rampung dikerjakan, sekarang kondisinya sangat parah. Ini kita duga akibat lalu lalang truk bermuatan berat. Kalau dibiarkan, jalan ini bisa hancur semua. Kami harap pemerintah setempat segera ambil tindakan dalam hal ini,” kata Beriman.
Ia menyebutkan, belakangan lalu lintas truk bermuatan tanah timbun memang marak berlangsung di ruas jalan. Acap kali truk-truk yang dimaksud melintas, ruas jalan bergetar. Pada bagian yang telah rusak, permukaannya tampak seperti gelombang ombak di pantai kala roda truk menggilas.
Adapun kerusakan ruas jalan berdiameter sekitar 1 meter dan tersebar di beberapa titik. Lagi-lagi, bila hal ini tak segera ditindak tegas, bukan tak mungkin kerusakan jalan melebar dan merugikan warga sekitar.
“Kami minta pemerintah lewat instansi terkait peka akan hal ini. Jangan tunggu rusak 100% baru kerja, harus ada mitigasi atau pencegahannya. Apa perlu warga saja yang bertindak? Tolong segera turun ke lapangan, pastikan ketahanan jalan dan atur kendaraan jenis apa yang boleh melintas dan yang tak boleh melintas,” serunya.
Warga Tak Tolerir Kerusakan Jalan
Selain Beriman, tokoh pemuda masyarakat lainnya juga berang akan keadaan ini. Syamsul salah satunya, pria berusia sekitar setengah abad ini amat kesal memandang kerusakan jalan alternatif yang mengkoneksikan jalan Sejahtera (ujung) dan jalan Kampung Lalang.
Syamsul menegaskan, bila pemerintah tak ambil tindakan, warga sendirilah yang bakal mencegat lalu lintas truk yang diduga menyumbang potensi kerusakan jalan ini. “Bukan tidak mungkin warga ambil tindakan. Kami hanya menunggu tindakan dari instansi terkait yang lebih berwenang,” tegas Syamsul.
Ia dan warga lainnya tak mentolerir kerusakan jalan akibat lalu lalang kendaraan dengan beban muatan yang sangat berat. “Tak ada tawar-tawaran. Kalau merugikan, akan kami tindak. Dalam hal ini, kami tunggu arahan dan ketegasan pemerintah setempat. Jangan sampai jalan ini semakin rusak dan tak dapat dilintasi,” harapnya.
Hingga berita ini diterbitkan, kerusakan jalan kian melebar. Warga berharap pemerintah lewat instansi terkait dan memiliki kewenangan dapat segera menentukan kebijakan dan sikap yang solutif agar polemik kerusakan jalan dapat segera teratasi. (Bres)