CENTRALNEWS.ID, BENGKALIS – Kabar menggemparkan terkait dugaan pelecehan seksual terhadap enam orang siswi di lingkungan pendidikan dasar (SD/MI) wilayah Kelurahan Duri Timur, Kecamatan Mandau – Duri kian meresahkan.
Pasca terkuak, keenam diduga korban langsung dibawa jalani Visum et Repertum ke RSUD Mandau. Sementara sang pelaku, yang merupakan seorang oknum Guru Agama berinisial SD (47) segera dibekuk dan ditahan di sel Mapolsek Mandau.
Kabarnya, pagi ini para korban dari keganasan predator berkedok guru agama itu dibawa ke Psikolog anak di Pekanbaru guna menjalani terapis dengan tujuan mengembalikan kepercaya-dirian masing-masing korban.
Terkait kabar itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Bengkalis, Hj. Kholijah, S.Pd.I turut prihatin dan berang. Ia menyayangkan (diduga) sangat lemahnya sistem pengawasan di lingkungan pendidikan tersebut.
“Astagfirullah, sangat tercela perbuatan itu. Lingkungan sekolah seharusnya jadi tempat aman dan nyaman untuk anak, apalagi pelajar sekolah dasar (SD/MI/Sederajat). Namun kasus ini sangat disayangkan, dunia pendidikan tercoreng. Kita duga sistem pengawasan di dalam lingkungan pendidikan itu lengah, karena itu bukan kasus baru dan korbannya tak hanya satu,” kata Kholijah secara eksklusif kepada tim CentralNews.id, Rabu (23/3).
Mantan Kadisnakertrans Bengkalis itu mengatakan, seharusnya sistem pengawasan harus dilakukan dengan sungguh agar kejadian tersebut tak terjadi. Kepala Sekolah (Kepsek) di sekolah itu, kata dia, seharusnya menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik.
“Kepsek (Kepala Sekolah, red) seharusnya aktif mengawasi Guru, Murid dan sistem pembelajaran di sekolah itu. Kepsek bukan hanya sebatas duduk diam di kantor, itu paradigma yang salah. Harus aktif mengawasi dan menjalankan sistem pendidikan yang kondisif,” tegurnya.
Tupoksi Kepsek, dijelaskannya harus mampu mengontrol, me-monitoring dan mensupervisi cara mengajar setiap guru. Setiap pelajar juga harus dipantau, dapatkah mengikuti laju pembelajaran atau malah sebaliknya.
“Kepsek itu harus kontrol, monitoring dan supervisi guru. Itu kejadian (kabarnya) sudah lama, berarti kontrolnya kurang,” ujarnya.
Kemudian, lanjit Kadisdik Bengkalis ini, setiap Kepala Sekolah, termasuk Yayasan Pendidikan (Sekolah Swasta, red) diminta lebih selektif dan hati-hati melakukan perekrutan tenaga pengajar alias guru.
Setiap guru yang akan direkrut harus dipastikan memiliki akhlak, etika, karakter dan berjiwa pendidik yang baik. “Bukan mentang-mentang (calon guru) berkeahlian dan religius. Jangan sampai akhlaknya kurang. Itu bahaya, bisa rumit dampaknya,” pesan dia.
Diduga akibat kurangnya kewaspadaan saat menerima guru, membuat berbagai potensi tindakan non-mendidik terjadi di lokasi (diduga) tempat pelecehan seksual yang merugikan lebih dari satu siswi ini.
Anak, kata dia, merupakan sosok manja yang memerlukan perhatian dan kasih sayang cukup besar dari orangtua dan guru. Namun perhatian yang diberikan oleh terduga oknum guru predator itu dinilai sangat salah dan berujung asusila.
“Anak-anak butuh perhatian, tapi jangan salah jalur pula. Pengurus, Pengawas dan Kepsek harus jeli. Jangan sepele, karena sikap sepele lah yang membuat kejadian seperti ini mudah terjadi. Harus ketat diawasi,” pintanya.
Dalam kesempatan itu, Kholijah meminta seluruh sekolah baik negeri maupun yayasan (Swasta, red) untuk ikut andil dalam memastikan terselenggaranya dunia pendidikan dengan baik dan penuh etika serta akhlak.
“Antisipasi sejak awal, bukan setelah kejadian baru bergelagat pusing semua. Perlu pengawasan yang ketat. Guru harus diawasi dalam mengajar, dimonitoring. Juga disupervisi bagaimana cara guru mengajar. Kejadian ini jadi teguran dan cara kita untuk mengantisipasi kejadian serupa di seluruh sekolah di Kabupaten Bengkalis. Jangan sampai kita lengah, baik itu dalam mengawasi dan memastikan dunia pendidikan tetap kondusif,” pesan Kadisdik Bengkalis ini.
“Rencananya, Jumat (25/3) nanti kita akan berkunjung ke sekolah itu. Akan kita tinjau dan tanyai langsung Kepseknya terkait sistem yang ada disana. Ini jadi teguran pahit bagi dunia pendidikan, jangan sampai terulang,” pungkasnya. (Bres)