-2.3 C
New York
Rabu, Desember 31, 2025

Ekonomi Kepri Melaju Kencang, BI Catat Pertumbuhan Tertinggi di Sumatera

CENTRALNEWS.ID, BATAM – Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang tahun 2025 menunjukkan kinerja yang sangat positif di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.

Pada triwulan III 2025, ekonomi Kepri tumbuh impresif sebesar 7,48 persen (year on year), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,04 persen.

Capaian ini menempatkan Kepri sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera dan peringkat ketiga secara nasional.

Pertumbuhan tersebut juga menunjukkan akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Rony Widijarto, menjelaskan bahwa kinerja positif ini ditopang oleh sejumlah sektor utama, terutama industri pengolahan, pertambangan, konstruksi, serta perdagangan.

“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Kepri didorong oleh meningkatnya investasi, kinerja ekspor bersih, serta konsumsi rumah tangga yang tetap terjaga,” ujar Rony.

Inflasi Terkendali, Stabilitas Tetap Terjaga

Selain pertumbuhan ekonomi yang solid, inflasi di Kepri juga berhasil dikendalikan dengan baik.

Pada November 2025, inflasi tercatat sebesar 0,23 persen (mtm) atau 2,31 persen secara year to date, dengan inflasi tahunan berada di angka 3,00 persen (yoy).

Baca Juga :  Perayaan Natal Oikumene, Wali Kota Batam Ingatkan Pentingnya Harmoni

Menurut Rony, stabilnya inflasi tidak terlepas dari konsistensi pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, ketersediaan pasokan, serta komunikasi yang efektif.

Di sisi lain, sektor perbankan juga terus menunjukkan kinerja yang sehat. Pertumbuhan kredit, aset, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap terjaga dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah, sehingga stabilitas sistem keuangan di Kepri tetap solid.

Kesejahteraan Meningkat, Tantangan Masih Ada

Indikator kesejahteraan masyarakat Kepri turut menunjukkan perbaikan. Tingkat kemiskinan menurun dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat.

Meski demikian, Bank Indonesia mencatat masih terdapat tantangan yang perlu menjadi perhatian bersama, yakni Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan rasio gini yang mengalami kenaikan.

Digitalisasi Pembayaran Kian Masif

Dalam mendukung kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia Kepri terus memperkuat ketersediaan uang tunai, khususnya menjelang momen Natal dan Tahun Baru melalui kegiatan Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai (SERUNAI) 2025 dengan total penukaran mencapai Rp2,01 miliar.

Baca Juga :  TelkomProperty Turut Aktif Salurkan Bantuan Kemanusiaan Bagi Korban Bencana di Sumatera

Di sisi non-tunai, akselerasi digitalisasi terus didorong melalui perluasan penggunaan QRIS, termasuk QRIS lintas negara.

Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah pengguna dan merchant, sekaligus mendukung sektor pariwisata dan perdagangan lintas batas.

Dorong UMKM Naik Kelas

Bank Indonesia Kepri juga konsisten memperkuat sektor UMKM melalui tiga pilar utama, yakni korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan.

Berbagai event strategis sukses digelar sepanjang 2025, di antaranya:

  • Gebyar Melayu Pesisir (GMP)

    • Komitmen ekspor: Rp1,4 miliar

    • Penjualan UMKM: Rp12,85 miliar

    • Pembiayaan UMKM: Rp3,25 miliar

  • Kepulauan Riau Ramadhan Fair (KURMA)

    • Penjualan UMKM: Rp2,7 miliar

    • Pembiayaan: Rp2,19 miliar

    • Wakaf digital: Rp50,15 juta

  • CERNIVAL (Creative and Innovative Riau Island Carnival)

    • Pengunjung: lebih dari 4.700 orang

    • Volume transaksi QRIS: 140.026 transaksi

    • Nilai transaksi UMKM: Rp253,6 juta

  • Festival BERLAYAR di Pulau Belakang Padang

    • Transaksi QRIS mencapai 49.076 transaksi dalam dua hari

Baca Juga :  TelkomGroup Dukung Pemulihan Psikologis Anak Terdampak Banjir di Aceh Tamiang

Prospek 2026 Tetap Optimistis

Ke depan, perekonomian Kepri masih dihadapkan pada sejumlah tantangan global, seperti dinamika geopolitik dan persaingan perdagangan internasional.

Namun demikian, peluang tetap terbuka lebar seiring penurunan suku bunga, kepastian regulasi, serta meningkatnya minat investasi.

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Kepri pada:

  • 2025: 6,5 – 7,3 persen

  • 2026: 6,4 – 7,2 persen

Sementara inflasi diperkirakan tetap berada dalam sasaran nasional sebesar 2,5 ± 1 persen.

Pada tahun 2026, BI Kepri juga akan melanjutkan berbagai program strategis seperti GMP, KURMA, CERNIVAL, ETPD, serta penyediaan uang layak edar melalui SERAMBI dan SERUNAI.

“Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan kolaborasi demi menjaga pertumbuhan ekonomi Kepri yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing,” tutup Rony.(bur)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles