-0.1 C
New York
Rabu, Desember 4, 2024

Ego Sentral Diduga Picu Dualisme KNPI di Bengkalis, Andika: Sangat Disayangkan

CENTRALNEWS.ID, DURI – Belakangan tersiar kabar bahwa Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) kembali digelar, kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat II Kabupaten Bengkalis juga kembali dipugar.

Sementara, Musda XIII DPD KNPI Kabupaten Bengkalis sebelumnya telah digelar secara ‘Sah’ pada Maret 2021 lalu. Bila ditinjau kembali, pelaksanaan Musda KNPI hingga dua kali digelar di Negeri Junjungan diduga sarat Ego Sentral yang akhirnya melahirkan ‘Dualisme’ kekomitean.

Hilirisasi ego sentral dari tingkat pusat (DPP) ke tingkat DPD I Riau (Provinsi) juga diduga merambah ke Negeri Junjungan sebagai DPD II dan dinilai meresahkan kaum pemuda. Bukannya mempersatukan, dualisme yang menjelma bahkan dianggap menjadi bola panas yang berpotensi memicu keretakan.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD KNPI Kabupaten Bengkalis, Andika Putra Kenedi, ST atau anyar disapa Andika Sakai. Alumnus Teknik Geologi Universitas Islam Riau (UIR) ini sungguh menyayangkan dugaan ego sentral nan tersistematis yang akhirnya menghadirkan sistem dualisme di kubu KNPI Bengkalis.

“Sejak lama KNPI di Bengkalis ini hanya ada satu. Apapun yang terjadi di DPP dan DPD I, Bengkalis tak pernah ambil pusing. Karena sejak dahulu, Marwah Kabupaten Bengkalis identik dengan persatuan dan adanya kesatuan persepsi. Bukan malah cenderung menghalalkan adanya dualisme! Bukannya mempererat, keadaan ini jelas kita duga memicu keretakan,” kata Andika, Kamis (23/9).

Ia menilai segelintir oknum yang diduga memiliki kepentingan terlalu memaksakan kehendak akan lahirnya KNPI Jilid II. Kehadirannya, kata Andika, jelas membingungkan.

“Bagaimana mungkin dalam satu kapal ada dua kemudi dan ada dua Nakhoda? Mau kemana arah berlayarnya KNPI Bengkalis ini, yang ada hanya akan menunjukkan ego masing-masing dan akhirnya tenggelam,” begitulah sekiranya wujud kesal Andika menanggapi dualisme di kubu KNPI yang dinilai sangat menggerogoti semangat persatuan pemuda.

Baca Juga :  76 Tahun Kabupaten Bintan, Refleksi Kemajuan dan Harapan untuk Masa Depan

Lebih lanjut dijelaskannya, meskipun terdapat KNPI yang berkubu-kubu di tingkat Provinsi dan Pusat, namun hal itu dianggapnya sungguh tak elok bila ‘Dihalalkan’ di Negeri Junjungan.

Daerah yang penuh dengan etika, tutur budaya dan kearifan lokal dengan berjuta keanekaragaman di dalamnya ini dinilai bakal tak fokus akan dualisme yang ada.

“Lagi-lagi, fenomena ini bukannya mempersatukan. Malah kita duga memicu keretakan. Bagaimana mungkin di dalam satu rumah terdapat dua orang Ayah? Coba kita pikirkan bersama! Jangan diam! Karena bukan tak mungkin dualisme ini akan memicu keretakan mendalam di hari mendatang,” sesalnya.

Sejak resmi berlanjut kepengurusannya atas Musda XIII yang digelar Maret lalu, DPD KNPI Bengkalis di bawah komando Andika telah cukup banyak menorehkan kinerja baiknya.

Mulai dari sinergitas bersama pemerintah dalam percepatan penanggulangan COVID-19, penyaluran berbagai jenis bantuan sosial kepada masyarakat terdampak wabah pandemi, pelaksanaan giat vaksinasi massal bagi masyarakat dan ditinjau langsung oleh Bupati Bengkalis Kasmarni, pendampingan dan pemberian motivasi ke berbagai sekolah dan perguruan tinggi, menjalin silahturahmi dengan pemangku kepentingan wilayah, tokoh agama dan masyarakat dan pemuda, penyuluhan bahaya narkotika dan kekerasan seksual pada anak di bawah umur, berbagai kesempatan sebagai pemateri dalam tajaan seminar berskala nasional yang diselenggarakan oleh Kominfo RI dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, program penghijauan lingkungan, berbagi masker, menjalin keakraban dengan elemen organisasi kepemudaan, bahkan giat pengawalan berbagai rumah ibadah dalam berbagai upacara atau kegiatan keagamaan di Negeri Junjungan telah dilaksanakan dan mendapat respon baik dari pemerintah.

Baca Juga :  76 Tahun Kabupaten Bintan, Refleksi Kemajuan dan Harapan untuk Masa Depan
Bupati Bengkalis tinjau giat vaksinasi tajaan DPD KNPI Kabupaten Bengkalis | Foto: Bres

Dengan berbagai kebaikan yang telah ditorehkan, kini malah muncul istilah Musda ‘Tandingan’ yang akhirnya menghadirkan dualisme KNPI di Kabupaten Bengkalis. Hal ini jelas sangat menciderai makna persatuan pemuda yang telah berlangsung harmonis selama ini.

“Apa manfaat KNPI harus berkubu-kubu? Visi-Misi model apa yang hendak ditunjukkan? Saat Musda pada bulan Maret lalu tak bersedia mendaftar sebagai calon dalam penjaringan kandidat, kenapa malah sekarang tampilnya? Kapal sudah berlayar, baru sibuk membentuk kapal baru. Mau jadi apa? Elok bersatu dibanding membentuk kubu-kubuan,” ungkapnya.

Andika menilai, pihaknya telah menawarkan kolaborasi kepada para pihak yang terlibat dalam Musda KNPI Jilid II. Akan tetapi, tawaran itu terkesan diabaikan dan diduga tetap maju dan membuat makna pemersatu pemuda dengan versi masing-masing.

“Sudah pernah kota jumpai. Saya sendiri sudah pernah mengajak untuk bersinergi, tapi mereka tetap kokoh dengan sistem kubu-kubuan. Bahkan hal ini terkesan lumrah, buktinya Musda tandingan berjalan begitu saja. Ini juga yang turut kita sesalkan,” tutur Andika.

Dengan menjelmanya dualisme KNPI di Negeri Junjungan, Andika menyerukan semangat perjuangan kepada seluruh jajarannya untuk tetap maju dan kembali menderukan semangat kemajuan pemuda.

Pada kesempatan itu pula, ia sepakat memaknai KNPI yang dipimpinnya bersemboyankan KNPI BERMASA, yakni Bermartabat, Maju dan Sejahtera sebagaimana digaungkan Bupati Bengkalis dalam kinerja pembangunannya di Negeri Junjungan.

Baca Juga :  Waduh! Kadisdik “Pakaikan” Seragam SD Untuk Bupati dan Wakil Bupati Bintan

“Supaya pemuda tak bingung, kita maknai saja ranah kita menjadi KNPI Bengkalis BERMASA. Karena kita sejalan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis dalam mewujudkan kemajuan yang bermartabat dan sejahtera,” cetusnya.

Terpisah, Ketua DPC PKN Kabupaten Bengkalis Chandra C Sihaloho pun menyayangkan kehadiran dualisme KNPI di Bengkalis. Sebagai induk dari setiap organisasi kepemudaan (OKP), DPD KNPI Bengkalis seharusnya hadir dengan satu pucuk pimpinan dan merangkul keanggotaan dari berbagai lini atau latar belakang orang-perorangan dan sesuai bidang keahliannya masing-masing.

Namun saat strategi itu mulai berjalan, malah muncul istilah Musda tandingan yang menjelmakan dualisme KNPI di Bengkalis. Hal inilah yang kemudian disesalkan Chandra dan diminta sesegera mungkin dapat ditinjau ulang oleh pihak terkait dan berkompeten untuk kemudian dapat dihilangkannya sistem dualisme tersebut.

“Pemuda itu bersatu, bukan berkubu-kubu. Saya sendiri pun bisa buat kubu baru, tapi untuk apa? Karena dalam pikiran saya lebih baik bersatu daripada saling bersaing pada kubu masing-masing. Dualisme terkesan lumrah, tapi jadi momok buruk bagi daerah lainnya. Bila kita tetap satu komando, orang lain pasti salut dan menilai kita masih bisa dan tetap bersatu saat yang lainnya kubu-kubuan. Tapi kalau sudah berkubu-kubu begini, orang-orang pun jadi tak peduli lagi,” terang Chandra.

“Saya sangat berharap, hasil Kongres DPP KNPI nanti bisa melahirkan persatuan bukan malah ‘Penghalalan’ sistem kubu-kubuan. Mari kita bersatu! Bukan malah berdua atau bertiga. Mulailah berpikir kritis, bukan pesimis dan melahirkan sikap yang aroganis. Kita harus bersatu, jangan mau bercerai berai,” pungkasnya.(*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles