CENTRALNEWS.ID, NATUNA – Warga terpaksa evakuasi bayi dengan ember warna hitam saat banjir rendam rumah warga Kelurahan Ranai Kota, Kabupaten Natuna dilanda Banjir, Rabu (14/12/2022).
Ini disebabkan hujan hampir semalaman membuat sungai Air Kolek meluap. Kondisi ini membuat sejumlah wilayah di Kelurahan Ranai Kota dilanda Banjir.
Pantauan sekitar pukul 14.30 WIB, wilayah paling parah terkena banjir adalah Air Kolek, tepatnya di lingkungan RT 005 RW 001 Kelurahan Ranai Kota, Kecamatan Bunguran Timur.
Pasalnya, wilayah ini air meluap tinggi dan menggenangi sejumlah pemukiman warga, menngelamkani sebagian besar ruas jalan Dewi Sartika, Sekolah Dasar, lapangan Bola, warung-warung dan fasilitas lainnya.
Kondisi ini juga membuat sejumlah warga mengungsi ke rumah-rumah penduduk yang tidak terkena banjir. Bahkan ada warga yang mengamankan diri dengan cara berenang di tengah luapan banjir.
Terpantau juga sejumlah petugas dari TNI AD dan BPBD Kabupaten Natuna turun ke wilayah-wilayah banjir dan melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir.
Mat, seorang warga Air Kolek menuturkan, air sungai mulai naik ke pemukiman sejak sekitar pukul 11.00 WIB. Sejak itu air sudah menggenang di pemukiman dan terus meninggi.
“Mulai sekitar jam 11, (pukul 11.00 WIB) sebelum azan shalat zuhur itu air udah naik. Untung rumah kami di sekitar sini panggung semua, jadi ada kesempatan menyelamatkan diri dan benda-benda lainnya,” tutur Mat sambil menyaksikan rumahnya yang sudah diliputi banjir dari kejauhan.
Menurutnya Sungai Air Kolek memang sering terjadi banjir. Akan tetapi selama 10 tahun belakangan, banjir yang terjadi kali ini disebutnya paling parah.
Selain itu, ia juga mengaku tidak mengetahui persis penyebab banjir sungai itu meluap ke wilayah pemukiman. Tapi yang jelas menurutnya, Sungai Air Kolek semakin menyempit, banyak belokan sungai dan dipicu oleh hujan yang tidak berhenti dari Rabu malam hingga siang harinya.
“Dan air laut juga sedang pasang, jadi air tak bisa langsung masuk laut, akhirnya menggenang di darat. Tapi penyebab yang sebenarnya kita tak tahu,” terangnya.
Sementara itu, air mulai terlihat berangsur surut sekitar pukul 15.45 WIB, namun begitu warga yang mengungsi tidak serta merta kembali ke rumahnya masing-masing karena khwatir ada banjir susulan.
“Kami terpaksa nunggu dulu di sini, takut nanti malam banjir lagi, langit masih belum terang dan hujannya belum berhenti. Tapi mudah mudah-mudahan lah tidak banjir lagi,” harpanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Raja Darmika menjelaskan bahwa, banjir yang terjadi disebabkan hujan yang turun seharian di wilayah Kota Ranai.
Kemudian air yang turun dari gunung juga mengakibatkan tiga sungai yanh ada di Rani meluap.
“Salah satu faktor banjir ini adalah air yang turun dari gunung dan tiga sungai di Ranai ini tidak dapat menampung dan ditambah dengan air pasang sehingga terjadi banjir,” kata Raja Darmika.
Ia juga menghimbau agar masyarakat agar lebih berhati-hati akan adanya banjir susulan dan juga longsor akibat hujan deras.(put)