CENTRALNEWS.ID, NATUNA – Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, secara resmi membuka kegiatan pelatihan pengelolaan desa wisata di Hotel Natuna, Senin (9/9/2024).
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Natuna, dengan peserta para pengelola desa wisata di Kabupaten Natuna.
Sekretaris Disparekraf Natuna, Wan Abdul Halim, menyatakan bahwa Natuna memiliki potensi wisata yang luar biasa jika dikelola dengan optimal.
Ia menekankan, pengelolaan desa wisata harus mengutamakan kepentingan masyarakat, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi wisata.
“Dari tahun 2023 hingga 2024, sebanyak 24 desa wisata telah ditetapkan di Natuna. Kami berharap penetapan desa-desa wisata ini dapat memberikan dampak positif terhadap kemajuan pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat,” katanya.
Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan desa wisata sangat penting. Namun, agar partisipasi ini efektif, perlu diberikan pelatihan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan.
Sementara, Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, dalam sambutannya menekankan pentingnya pemikiran inovatif dalam mengelola desa wisata agar mampu menarik banyak wisatawan.
“Harus ada skala prioritas dalam pengelolaan. Jika ingin pariwisata maju, kita harus memahami selera wisatawan, bukan hanya mengutamakan selera kita sendiri,” ucapnya.
Rodhial memberikan contoh bagaimana desa wisata dapat memiliki ciri khas unik yang menarik.
“Misalnya, desa Binjai atau Sebala bisa membuat pasar mingguan yang menjual ketam dan udang, karena itu produk lokal yang khas. Ini bisa menjadi daya tarik agar orang datang dan berbelanja di sana,” jelasnya.
Selain memiliki ciri khas menarik, Rodhial juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan objek wisata.
“Objek wisata harus bersih, itu adalah modal penting agar wisatawan tidak hanya datang sekali,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa ciri khas desa wisata sangat penting dan harus berfokus pada kebutuhan sehari-hari wisatawan.(Ham)