CENTRALNEWS.ID, JAKARTA – Selain Andreas, dalam persidangan kemarin juga menghadirkan Etes Hidayatullah, ayah Handi Saputra.
Etes mengungkapkan rasa sakit hatinya kepada Priyanto. Etes kecewa karena anaknya seharusnya diselamatkan, bukannya dibuang.
Ia heran mengapa Priyanto bisa setega itu padahal menurut hasil visum Handi masih hidup saat dibuang Priyanto.
Suara Etes pun bergetar ketika menyampaikan perasaannya.
“Kita saja menabrak kucing di jalan dikasih baju, dikubur. Ini orang. Tapi tidak ada rasa kemanusiaan. Hatinya di mana?” kata Etes.
Bagi Etes, kecelakaan lalulintas adalah hal yang biasa terjadi. Semua orang juga bisa mengalami.
“Bukan satu dua (kali) kejadian di situ. Semua dibawa ke rumah sakit. Kalau anak saya dibawa ke Puskesmas ada pertolongan mungkin sekarang masih bisa hidup,” kata Etes.
Etes mengatakan perbuatan yang dilakukan Priyanto di luar batas kemanusiaan dan biadab. Ia pun mengatakan masih sakit hati sampai sekarang.
“Biadab,” kata Etes.
Etes menyerahkan proses hukum kepada aturan yang berlaku. Karena sekalipun Priyanto dijatuhi hukuman mati atas perbuatannya, hal itu tidak bisa mengembalikan hidup Handi.
“Sekarang saya serahkan ke bapak-bapak yang ada di sini, bagaimana hukumannya. Saya tidak bisa menuntut banyak,” katanya.(Central Network/dkh/mzi)