CENTRALNEWS.ID, BATAM – Isu kematian balita yang terkena gas air mata menjadi pemicu bentrokan antara warga Rempang, Kota Batam dengan aparat gabungan yang terdiri dari unsur Polri, TNI, Petugas Ditpam BP Batam, Kamis (7/9/2023).
Petugas pun memastikan isu kematian balita tersebut tidak benar alias hoaks, saat perwakilan warga menocb negosiasi dengan petugas lapangan saat itu.
“Mohon maaf pak, boleh kami bertanya, benar tak isu kematian anak itu, karena isu itu membuat warga marah,” tanya seorang warga.
Petugas Satpol PP pun menjelaskan kepada warga tersebut, bahwa itu hoaks.
“Sampaikan ke teman-teman kalian bahwa isu itu hoaks, anak itu masih hidup dan baik-baik saja,” kata seorang petugas Satpol PP di lokasi.
Perwakilan warga lantas berjalan ke lokasi menemui warga lain yang melakukan penghadangan dan memberitahu sejumlah hasil negosiasi.
Sebelumnya berhembus kabar, balita yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena diduga terkena efek gas air mata saat berlangsung bentrok diisukan meninggal di rumah sakit.
Hal itu juga dipertegas oleh pihak Badan Pengusahaan Batam bahwa hal itu tidak benar.
“Kabar itu tidak benar. Tidak ada korban jiwa. Untuk balita dan pelajar yang terhirup gas air mata telah mendapat pertolongan dari aparat kepolisian serta tim medis,” ujar Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait.
Ricuh antara warga dan petugas gabungan di sekitar jembatan 4 mendadak seorang pria muncul di balik kerumunan sambil menggendong balita berusia 8 bulan.
“Ada bayi terkena gas air mata, butuh pertolongan,” teriak sejumlah warga sambil menunjuk seorang pemuda berlari di tengah jalan sambil menggendong bayi.
“Motor! motor!, “teriak warga menunjuk sepeda motor untuk membawa bayi tersebut ke rumah sakit.
Bayi tersebut lantas diangkut dengan menggunakan sepeda motor sambil digendong oleh pemuda yang membonceng di belakang.(mzi)