CENTRALNEWS.ID, DURI – Sampai siang ini penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (GSK) di Dusun Bagan Benio, Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis – Riau masih diupayakan oleh Babinsa Koramil 03 Mandau dan tim gabungan. Sebagaimana diketahui, karhutla disana telah memasuki hari kelima, Sabtu (5/8).
Cagar Biosfer bervegetasi hutan dan semak belukar dengan hamparan gambut di lingkungan RT002/RW006 pada koordinat 1°20’45” North, 101°31’24” East tersebut terbakar sejak Selasa pagi dan tak lelah diupayakan pemadamannya hingga Sabtu siang ini. Danramil 03 Mandau Kapten Arh. Jemirianto bahkan turut kerahkan Babinsa yang dipimpin Serda M. Fikri untuk maksimalkan upaya pemadaman.
Berjarak sekira (±) 100 kilometer dari markas Koramil 03 Mandau, para Babinsa dan tim gabungan tersebut gunakan kendaraan roda dua dan menerabas rimbunnya belukar demi menghemat waktu dan tiba di titik api. “Sampai saat ini pemadaman masih diupayakan semaksimal mungkin oleh Babinsa bersama Polri, BNPB, BPBD, Manggala Agni, MPA dan masyarakat,” kata Kapten Jemirianto, Sabtu siang.
Seakan tak kenal lelah, pihaknya terus menggelar selang-selang yang disambungkan pada mesin pompa air guna menyemburkan ribuan liter air yang berasal dari kanal-kanal kecil sekitar untuk berjibaku memadamkan api yang merongrong sekira (±) 10 hektare areal GSK.
Tak hanya lewat darat, upaya pemadaman juga digencarkan lewat udara menggunakan Helikopter water boombing agar lebih maksimal. “Sampai sekira pukul 11.30 WIB Babinsa kita masih mengupayakan pemadaman. Luas yang terbakar sampai saat ini sekira 10 Ha dan sudah padam ±5 Ha, sisanya ±5 Ha masih diupayakan,” ungkapnya.
“Sulitnya pemadaman di lapangan ditenggarai cuaca terik minim hujan, sumber air terbatas, jauhnya jarak tempuh dan sulitnya medan menjangkau lokasi. Meski demikian, pemadaman terus kita upayakan, kami mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat agar kejadian ini bisa kita tanggulangi secepatnya agar dampak yang ditimbulkan tak semakin meluas dan merugikan serta mengancam kesehatan masyarakat,” tukasnya. (Bres)