CENTRALNEWS.ID, DURI – Cuaca ekstrem kian menjadi, keadaan ini membuat mayoritas areal gambut, belukar dan hutan di wilayah Kota Minyak – Duri rawan potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Seperti yang telah terjadi sejak tiga hari terakhir, sekira 4 titik api terpantau membara, Senin (19/6).
Keempat titik api itu masing-masing berada di kilometer 68 Dusun II Tanjung Potai, Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Mandau pada koordinat 1°6’31” North, 101°36’29” East dengan luas lahan yang terbakar sekira 6 hektare dan pemadamannya dipimpin oleh Serka Fauzi. “Memasuki hari ketiga Karhutla, seluas tiga hektare sudah padam, sisanya masih diupayakan,” kata Danramil 03 Mandau, Kapten. Arh. Jemirianto.
Menyusul kemudian kasus Karhutla di Desa Kesumbo Ampai, Kecamatan Bathin Solapan pada koordinat 1°27’46,6” North, 101°12’53,446” East seluas 10 hektare. Di lokasi kedua ini, keseluruhan lahan yang terbakar sudah diguyur dan statusnya padam. Saat ini, pihaknya yang dipimpin Danposramil Bathin Solapan Letda. Arh. Rickman Sinaga bersama para Babinsa dan tim gabungan termasuk armada udara Helikopter water boombing milik BNPB RI intensif lakukan pendinginan.
Lokasi ketiga terletak di jalan Mandar RT002/RW006 Kecamatan Pinggir, Bengkalis – Riau pada koordinat 1°1’54,678” North, 101°7’20,894” East. Pada lokasi ini luas lahan terbakar mencapai 3 hektare dan terus diupayakan pemadamannya oleh Babinsa Serma Suprapto, Serda Ramadhani, Serda Robby dan Kopda Yusup.
Adapun lokasi keempat yakni lahan yang berada di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau – Duri. Di lokasi keempat ini, Danramil 03 sendiri turun tangan bersama para Babinsa lakukan pemadaman. “Saya dan beberapa Babinsa lakukan pemadaman pada koordinat 1°7’25” North, 101°3’18” di Kelurahan Pematang Pudu. Lahan yang terbakar sekira 4 hektare,” ungkapnya.
Selain keempat titik tersebut, kasus Karhutla juga terjadi kilometer 75 Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Mandau pada koordinat 1°8’471” North, 101°39’12,522” East yang termasuk dalam kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil (SM-GSK) dengan luas terbakar belum diketahui karena terputusnya akses masuk.
“Untuk di wilayah SM-GSK, karena akses buntu, pemadaman diupayakan lewat udara oleh tim water boombing. Dan pada faktanya seluruh titik api mengelilingi wilayah Duri yang merupakan wilayah penghasil minyak bumi. Bila tak ditanggulangi serius, bencana asap mengintai kesehatan masyarakat bahkan dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, kita kerahkan seluruh kekuatan berjibaku di lapangan lakukan pemadaman,” jelas Kapten Jemi.
“Mari sama-sama kita berdoa agar cuaca segera melembab dan turun hujan lebat dan merata agar bara api, utamanya di lapisan tanah gambut bisa padam sempurna. Bila cuaca ekstrem tetap melanda, kita berharap akan adanya modifikasi cuaca. Sembari berdoa, prajurit kita tetap bekerja ekstra di lapangan untuk mengatasi kesulitan masyarakat terkait Karhutla yang meningkat beberapa waktu terakhir,” tukasnya. (Bres)