16.5 C
New York
Minggu, Oktober 6, 2024

Tahun Baru Indonesia Tertutup Hujan Ekstrem, BMKG Keluarkan Peringatan

CENTRALNEWS.ID, JAKARTA –  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem akan terus berlangsung di Indonesia hingga pergantian tahun atau sepekan ke depan.

Potensi cuaca ekstrem seperti yang dirasakan dalam sepekan kemarin, sejak tanggal 21 Desember akan berlanjut, setidaknya hingga 2 Januari 2023.

Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor yang terjadi di wilayah Samudera Hindia hingga Pasifik.

Cuaca buruk cenderung ekstrem dimulai pada Rabu (28/12/2022) hari ini dan akan semakin meluas pada hari berikutnya dan diperkirakan, hingga 2 Januari 2023, cuaca ekstrem akan menyelimuti seluruh wilayah Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, jika sebelumnya pihaknya mendeteksi empat fenomena yang terjadi berbarengan, kini ada penambahan satu fenomena lagi yang mendorong terjadinya cuaca ekstrem tersebut.

Baca Juga :  Roby Kurniawan; Mari Pertahankan Pancasila Dengan Mengamalkan Nilai Yang Terkandung di Dalamnya

“Hari ini 27 Desember, kami mengevaluasi prakiraan tersebut konsisten atau sesuai dengan kejadian yang ada. Bahkan sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang dapat berpengaruh pada dinamika cuaca Indonesia,” ungkap Dwikorita dalam konferensi pers BMKG, Selasa (27/12/2022).

Berdasarkan analisis terkini BMKG, kondisi dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia masih berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah dalam satu minggu ke depan.

Kondisi dinamika atmosfer ini memicu peningkatan curah hujan dan punya tendensi adanya penguatan intensitas.

“Jadi mulai hari ini hingga 2 Januari 2023,” terang dia.

BMKG bahkan menyebut pada 1 Januari 2023, peta wilayah Indonesia akan tertutup warna hijau pekat. Hal ini indikasi terjadinya curah hujan lebat hingga ekstrem.

Baca Juga :  Karutan Kelas I Tanjung Pinang Minta Nasihat Kapolda Kepri Yan Fitri

“1 Januari hampir menutupi seluruh wilayah Indonesia. Peta Indonesia tidak terlihat, tertutup warna hijau tua pekat,” ungkap Dwikorita.

Cuaca ekstrem tersebut terjadi karena adanya fenomena Monsun Asia ditambah seruakan dingin dari dataran tinggi Asia yang masuk melalui Selat Malaka,

Kemudian menyeberang ke ekuator, dan terbentuk Arus Lintas Ekuator atau Cross Equatorial Northerly Surge (CENS).

Aktivitas gelombang atmosfer yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (fenomena pergerakan arak-arakan awan hujan) bergerak dari arah Samudra Hindia di sebelah timur Afrika.

Pergerakan awan ini memiliki jalur lintas Samudera Hindia menuju Samudra Pasifik tapi melewati Kepulauan Indonesia.

BMKG memperkirakan fenomena ini mulai terjadi pada 28 Desember yang akan menyelimuti wilayah Jawa Timur hingga Nusa Tenggara.

Baca Juga :  Kampanye Perdana di Ranai Darat, Cen Sui Lan Ingin Natuna Maju

“Ini bahaya sesuai terdeteksi tanggal 21 Desember lalu, cuaca akan meningkat bisa mencapai ekstrem,” kata Dwikorita.

Kemudian pada 29 Desember potensi cuaca ekstrem tersebut meluas ke Jawa Barat, Sumatera bagian selatan dan barat, dan sebagian wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Nusa Tenggara dan wilayah selatan Papua.

Bahkan pada 1 Januari 2023, berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer, satu peta wilayah Indonesia tidak terlihat karena tertutupi warna hijau tua pekat.

Cuaca ekstrem ini mulai melemah pada 5-6 Januari 2023. Pada 4 Januari mulai berkurang tapi masih tetap menutupi sebagian wilayah Sumatera dan Laut Natuna, dan wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara. (mzi)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

22,921FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Latest Articles