CENTRALNEWS.ID, RIAU – Semester pertama tahun 2021 sebanyak 901,57 Hektare (Ha) hutan dan lahan di Provinsi Riau ludes dilahap api. Hal itu ditegaskan langsung oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M. Edy Afrizal beberapa waktu lalu.
Sebagaimana dijelaskan, 901,57 Ha hutan dan lahan ini terbakar dalam kurun waktu Januari sampai dengan Juli 2021. Tak tanggung, luasnya bahkan hampir mencapai seribu hektar.
“Periode Januari sampai Juli 2021, ada 901,57 Hektare hutan dan lahan yang terbakar,” kata Edy.
Luas lahan yang terbakar, kata Edy, tersebar di 10 Kabupaten/Kota se-Riau. Adapun wilayah dengan luas lahan terbakar paling besar berasal dari Kabupaten Bengkalis seluas 317,87 Ha.
Kabupaten Bengkalis berada di titik puncak Karhutla di Bumi Lancang Kuning dan diikuti Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada posisi kedua seluas 142 Ha hutan dan lahan yang terbakar.
“Di posisi ketiga ada Kota Dumai dengan luas 116,1 Ha, Siak keempat seluas 79,15 Ha. Disusul Pelalawan pada posisi kelima dengan luas 70 Ha, Kabupaten Kepulauan Meranti di posisi keenam dengan luas lahan terbakar mencapai 45,5 Ha,” sebutnya, sebagaimana juga dilansir Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), edisi Juli 2021.
Di posisi ketujuh, masih kata Edy, ditempati Kabupaten Kampar dengan luas 42,4 Ha hutan dan lahan yang terbakar. Menyusul kemudian Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) pada posisi kedelapan dengan luas 38 Ha.
Kemudian, di posisi kesembilan ada Kabupaten Indragiri Hulu dengan luas 34,25 Ha dan terakhir Kota Pekanbaru dengan 16 Ha hutan dan lahan yang terbakar.
“Sampai saat ini Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) dan Kuantan Singingi (Kuansing) nihil titik api,” ujarnya.
Lima Helikopter Dikerahkan untuk Water Boombing
Untuk mengendalikan titik api yang menghanguskan 901,57 Hektare hutan dan lahan yang terbakar, kata Edy melanjutkan, dikerahkanlah lima unit Helikopter untuk melakukan Water Boombing.
Edy menyebut, dari lima heli yang ada, tiga unit langsung dikerahkan untuk pemadaman dan patroli udara. Sementara dua lainnya disiagakan, menunggu perpanjangan izin untuk mem-back up armada yang ada.
“Lima heli disiagakan dan berpatroli bergantian. Water Boombing pun dilakukan bila pemadaman jalur darat dihalau sulitnya medan,” serunya.
Meski demikian, masih kata Edy, luas lahan yang terbakar pada semester pertama di Provinsi Riau masih tergolong bisa ditekan dengan baik bila dibandingkan dengan durasi yang sama pada tahun lalu.
Diketahui, tahun 2020 lalu luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 1.251 Hektare. Kasus tahun 2021 pada semester pertama dinilai menurun dengan dilakukannya kinerja prima pada serangkaian pemadaman oleh personel gabungan pada Satuan Tugas (Satgas) Karhutla Riau.
“Alhamdulillah, tahun ini lebih terkendali bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020. Semoga kedepan kasus-kasus kebakaran di Riau bisa lebih ditekan dengan baik,” pungkasnya.(*)